Menu

Nyanyian Symphony Hitam | Cerpen Naila Aulia

 

Peluncuran film ‘Bintang Jatuh’ yang merupakan adaptasi dari novel Delisha mendapatkan rating yang tinggi. Selain karena alur yang menarik, fakta kedekatan Delisha dan Nares ternyata berpengaruh besar. Mereka begitu mengidolakan sepasang kekasih ini: Nares yang mencintai Delisha dengan kekurangannya, dan Delisha yang cerdas dan percaya diri walau dengan segala keterbatasan yang ia miliki. 

Beberapa hari yang lalu, seorang dokter bedah asal Singapura tiba-tiba saja menawarkan operasi pemisahan tubuh Delisha dan Dania. Dokter itu bernama Adam, ayah dari fans fanatik Nares. Adam tercatat sudah berhasil melakukan operasi bedah mulai dari yang teremeh hingga tersulit sekalipun. 

Akhirnya sore itu keluarga si kembar terbang ke Singapura untuk konsultasi, Nares juga ikut. Setelah melalui beberapa pemeriksaan, akhirnya dokter menjadwalkan operasi mereka esok. Beruntungnya lagi, ada pasien yang berbaik hati mendonorkan hatinya untuk si kembar. Pasien itu mengalami kanker tulang dengan harapan hidup hampir nol persen. Ia pun memutuskan untuk mendonorkan organ-organya yang masih bisa bermanfaat untuk pasien lain.

Hari operasi akhirnya tiba juga. Nares tak hentinya merapalkan do’a bagi Delisha dan Dania. Baik Delisha dan Dania masing-masing siap dengan konsekuensi yang mereka terima jika operasi gagal.

Enam jam berlalu, Adam dan para perawat keluar dari ruang operasi. Adam menyatakan bahwa operasi berjalan lancar. Hanya saja pihak keluarga masih harus menunggu selama dua jam pasca operasi untuk bisa masuk dan menemui si kembar. Keluarga si kembar juga Nares tak hentinya mengucap syukur kepada tuhan yang berbaik hati mengaabulkan harap tulus mereka. 

***

Dania mengerjapkan matanya pelan. Ia merasa aneh dengan perubahan pada dirinya, tubuhnya terasa ringan tanpa ada diri Delisha yang menempel padanya. Dania terpekik tertahan mengetahui bahwa ia telah terpisah dari Delisha. Bahagia sekali rasanya. Ia kemudian melirik Delisha yang masih terbaring lemah, peralatan di tubuh Delisha lebih banyak, pertanda kondisinya tidak sebaik Dania. Dania turun mendekati Delisha. Matanya menangkap sekuntum mawar berwarna kuning. 

Teruntuk sebagian dari aku, Delly-nya Langit.

Lekas sembuh, Delly. Cincin pertunangan kita yang kamu desain kemarin udah jadi, loh. Tinggal kita fitting baju dan lokasi. Ah, can’t wait for make you mine.

Dari yang terbucin, Langit-nya Delly.

Dania meraba dadanya yang terasa sesak. Nares ternyata benar-benar serius terhadap Delisha. Daania tidak bisa menerima ini semua. Dania mencintai Nares lebih dulu dibandingkan Delisha. Bahkan sejak Nares masih memulai debut pertamanya, saat masih segelintir orang yang mengetahui nama Nares di industri hiburan tanah air.

Delisha selalu merebut apa yang Dania miliki. Mulai dari Nares, popularitas, dan masih banyak lagi. Kekecewaan itu mendorong Dania untuk melepaskan selang oksigen Delisha. Ia mengambil bantal miliknya lalu dibekaplah saudarinya itu tanpa belas kasih. Hingga elektrokardiogram milik Delisha berbunyi dtar tak berirama. Dengan licik Dania langsung kembali ke brankarnya dan memejamkan mata seolah belum tersadar. 

Ruangan ini begitu kedap suara sehingga bunyi elektrokardiogram tidak bisa terdengar sampai luar. Sekitar sepuluh menit baru lah para perawat dan dokter berhamburan masuk. Mereka panik mengetahui kondisi Delisha. Kejut jantung pun dilakukan namun tidak bisa memacu reaksi apapun pada jantung Delisha. Dan saat itu lah Delisha dinyatakan meninggal dunia. 

***

[button link=”https://sukusastra.com/category/sastra/fiksi/prosa/” type=”big” color=”lightblue” newwindow=”yes”] Baca Juga Kumpulan Prosa Suku Sastra[/button]

No Responses

Tuliskan komentar