Perjalanan Doa
dalam gerakan bibirmu yang berpuisi
doa melintasi angin, singgah pada matahari
menyapa awan, bercengkerama dengan-
janin-janin hujan.
sementara tak ada yang kutunggu
selain doa berirama kupu-kupu
dari hujan awan
serupa air matamu yang penuh kejernihan
ayah, ibu
lorong demi lorong waktu,
berayun dan melesatkanku
terkadang melemparkanku pada titik rindu
sementara napasmu, kukumpulkan menjadi titik-
titik kata
mendewasakan tabah
semua ini sebab doa yang engkau perjalankan
tegar melintasi cuaca
Sleman, 7 April 2018
Di Wajahmu Ada Hujan Rindu
di wajahmu ada hujan rindu
lantas kau lukis kisah kita di atas lembut wajahmu
tempat di mana jemariku memetik restu
dalam bentangan jarak,
aku kirimkan getar kerinduan
ada degup jiwa yang selalu kau dendangkan
di hatiku
yang tak pernah senyap oleh kata-kata
di wajahku ada hujan rindu
musim kemarau yang tak pernah gersang
musim hujan yang selalu basah
lantas semesta air itu menumbuhkan kuncup senyuman
–apa yang membuatmu selalu tersenyum
meski dalam kepahitan?
(tanyamu suatu ketika)
sebab engkau, selalu menyirami apa pun
bahkan di atas luka
sehingga menumbuhkan senyuman
di bentangan wajahku yang perlahan
semakin senja
Sleman, 20 April 2018
Lelaki
—di sebuah perjalanan malam hari—
riuh rendah cemasmu,
kudengar melalui sekat-sekat kecil
tempat kau membangun jarak, begitu jauh
begitu tinggi
perjalanan di malam hari;
bukankah menurutmu selalu berselimut dingin.
aku masih di sini, menyalakan bara
menunggumu datang
menghitung-hitung detik seirama perjalanan jam
di sebuah perjalanan di malam hari
aku menanti
rinduku sudah tanak, sementara kesetiaan
menyegarkan wajahku
menurunkan embun embun
sunyi mendekap,
duhai lelaki yang akan singgah ketika
kuncup rosela remaja
; riuh rendah cemasmu
melompat, menempat di suhuf hatiku
Sleman, 20 April 2018
Ketika Tanpa Kata
; penyair perempuan
kadang tak ada kata yang mesti kita layarkan
sebab bila cuaca membadai, ia mungkin karam
sebab bila karam, mungkin ada kecewa
bertamu di rumah jiwa
ketika tanpa kata
apatah kepercayaanku akan terasa?
penyair perempuan,
ketika tanpa kata,
ada syair-syair yang saling kita bahasakan
dalam senyap, dalam gerakan doa
bertaut cinta
Sleman, 20 April 2018
Pada Kelopak Matamu
;kau simpan basah
lalu kau hujankan sepenuhnya
di atas sajadah,
kelopak matamu yang basah
adalah mendung membendung duka
menahan ketabahan yang kian hari meninggi
ke arah langit
segala luka yang kau pendam sendiri
menjelma tanaman yang berbuah manis
disirami airmata
disiramNya kasih sayang
pada kelopak matamu yang selalu pancarkan cinta
yang tak menghujankan yang lain selain persahabatan
begitulah caraNya mengantarkan
engkau menuju rayanNya
Gunungkidul, 10 Mei 2019
Suatu Saat Nanti
suatu saat nanti, saat kuncup mawar merindukan cahaya
engkau boleh menyelinap dan menyusup pelan-pelan
pada detik pertama, lafalkanlah sajak kerinduan
: hujan pada air mata
dulu, ketika hujan belum terlalu sebasah ini
aku enggan menguncupkan harapan
sebab resah datang menggelombang
menghantam kalimat kalimat rapuh
:ada yang terluput
tetapi kini, merayakan hati yang terlampau berani
ternyata lebih banyak dituntun rintih
ah
bukan engkau yang mengirimkan air mata
dan basahnya hujan hangat disergap kenangan
tetapi memang ada semacam perasaan yang tak selesai
mendung yang diiring angin, bukankah pasti akan
melahirkan rintik.
Atas kehendak-Nya
Pada suatu ketika.
Gunungkidul, 3 Oktober 2017