Ada dua kata kunci yang melandasi perubahan kesekian Sukusastra.com pada segi tampilan, pengaturan menu, dan gaya tulisan ini kali: pathos dan ambisi.
Pathos bisa dipadankan dengan passion, cinta, atau gairah. Sebagaimana layaknya cinta, ada fase naik-turun terhadap sastra, media sastra, kegiatan sastra, dan program studi sastra.
Ketika Virus (Fairuzul Mumtaz/Sasindo 2003) memberi tahu saya bahwa beliau selalu rutin membayar biaya hosting dan domain Sukusastra.com, pathos yang lama terpendam–tertimpa oleh berbagai tuntutan hidup yang tak mau menunggu–kembali menyala-nyala.
Lalu saya teringat pada ambisi darah muda lebih dari dua puluh tahun silam. Ketika itu, saya dan teman-teman Sastra Indonesia di Gedung Sarkem beranda-andai punya media sastra sendiri.
Saya ingat saya, Antok, dan Yoso (Adrian Sutanto dan Dwi Rahariyoso, Sasindo 2001) kemudian sering mengusahakan tulisan, menata letak, mencetak ukuran A3, menggandakan (dengan fotokopi), dan mengedarkan Sastra Tempel.
Ada hal-hal dalam hidup yang di luar kendali kita, terasa seperti kebetulan, dan bisa terasa sebagai berkat atau kutukan tergantung pada makna yang kita lekatkan kepadanya.
Saya punya feeling bahwa kedisiplinan Virus membiayai biaya hosting dan domain secara pro bono akan menjadi berkat. Bukan hanya buat saya, Virus, Yoso, Teguh, Eko Triono, Rozi, Mawaidi, Joko Santoso, Dafi, dan lain-lain yang mencintai sastra dengan begitu sengitnya, tetapi juga khalayak di luar lingkaran Sarkem, KMSI, dan UNY.
Rencana Baru yang Pertama
Perubahan yang kesekian ini kali diawali secara individu–banyak dalih dan alasan yang bisa diajukan, tetapi intinya adalah memecahkan masalah teknis: kami yang punya pengalaman lumayan dalam organisasi media tradisional maupun kontemporer harus bertarung di medan lain yang lebih urgent.
Dalam waktu dekat-dekat ini (April 2024), saya yang sudah punya waktu cukup luang dan sedikit kemampuan untuk memulai perubahan di situs web ini. Teman-teman lain tentu akan ikut bekerja jika telah punya waktu luang juga. Namun, untuk beberapa hari ini, saya yang punya waktu untuk itu.
Masih hanya berupa khayalan dan bayangan, tetapi saya punya rencana.
Sukusastra.com akan mengusahakan publikasi tulisan-tulisan orisinal–dipublikasikan pertama kali di situs web ini–terkait sastra, baik yang berupa berita, karya, maupun apresiasi.
Semua tulisan bermutu yang berhasil didapatkan akan ditempatkan dalam rubrik atau kategori yang telah disusun ulang. Tulisan-tulisan ini akan diterbitkan pada waktu yang sama atau berdekatan dalam jangka waktu satu bulan. Terbit bersama ini akan dianggap sebagi satu “edisi”.
Untuk beberapa bulan pertama (mungkin hingga empat atau enam bulan pertama), Sukusastra.com tidak akan memberikan honor sama sekali. Selama jangka waktu itu, kita masih akan melatih kebiasaan dan konsistensi sehingga tiap bulan selalu ada satu “edisi”.
Harapannya, setelah enam bulan (atau lebih) kita sudah mampu membangun reputasi sebagai media sastra yang patut diperhitungkan sebagaimana media-media sastra lain yang sudah lebih dulu aktif, seperti Buruan.co, Basabasi.co, Bacapetra,co, Adakreatif.id, dan semacamnya.
Model Bisnis
Selama enam bulan itu pula kita akan mencari-cari model bisnis yang tepat yang bisa memberikan pemasukan finansial untuk Sukusastra.com sehingga ke depannya tidak lagi membebani keuangan perorangan.
Saya belum tahu bagaimana persisnya, tetapi saya membayangkan ada rubrik resensi buku, yang ditulis dengan sangat menarik dan mampu meyakinkan pembaca untuk membeli buku yang diresensi.
Sebelumnya, kita sudah bersepakat dengan toko-toko buku untuk memberikan komisi untuk setiap buku yang dibeli di toko mereka melalui informasi dari situs ini.
Secara teknis, di akhir resensi buku (atau tulisan apa pun yang berpotensi mempromosikan sebuah buku), kita bisa meletakkan tautan atau link Whatsap ke nomor bagian penjualan toko buku. Tautan inilah yang menjadi bukti bahwa calon pembeli menghubungi toko buku melalui kita.
Bisa juga kita menerapkan sistem guest blog atau product placement. Guest blog akan membantu situs ini memperluas jaringan dan pergaulan di antara entitas online. Product placement atau penempatan produk akan membantu keuangan situs, tetapi hanya jika kita telah memiliki produk yang unik dan bermutu bisa memberikan imbal balik yang sepadan dan terukur kepada klien.
Keredaksian
Terlalu ngoyoworo dan tidak bijak kalau kita membentuk sebuah tim redaksi yang tetap. Sebagian besar dari kita sudah berumah tangga dan punya tanggung jawab lain yang lebih penting. Namun, saya yakin ada beberapa person yang memang masih bisa berupaya bersama-sama menghimpun, menyeleksi, menyunting, dan mengurusi perkara teknis mengeklik tombol “publish” di situs ini.
Juga, yang tak kalah sulit adalah menentukan kelayakan sebuah tulisan untuk dipublikasikan di situs web ini. Karena kita berambisi untuk menjadi media sastra yang punya reputasi, mau tidak mau soal kualitas akan menjadi medan perdebatan di antara kita sendiri. Tak masalah: kita akan belajar untuk menilai bobot sastra sebuah tulisan dan berargumentasi dengan sehat.
Saya membayangkan kita akan memanfaatkan jaringan internal maupun eksternal. Pada tahap awal, kemungkinan besar kita baru akan menerbitkan tulisan dari lingkaran kita sendiri, baik alumni maupun yang masih aktif kuliah. Ke depannya, dan terutama jika sudah mampu memberikan sedikit honor, kita berharap mendapatkan tulisan dari sumber yang lebih luas dan beragam.
Semua ini memang masih hanya khayalan dan rencana, dan sekilas tampak mudah, tetapi jelas sangat sulit diimplementasikan. Namun, dengan pathos dan ambisi yang terus terjaga walaupun tentu boleh naik-turun, Sukusastra.com akan mencapai sesuatu.***