Menu

The Cat in the Ghat – Si Kucing di Pegunungan Ghat | Ambika Rao | Terjemahan Bayu Andika Prasatyo

 

The Cat in the Ghat Si Kucing di Pegunungan Ghat
The plan was to speak to animals along the way, To get clues about this cat whose colour he knew was grey. Agar mendapatkan petunjuk tentang si kucing yang ia tahu warnanya abu abu, maka paman Sandy berencana akan berbicara kepada setiap hewan yang ia temui dan lewat di sepanjang jalan. 
He began his journey at the foothills of the Ghats, With the summer sun so hot,Uncle Sandy needed a hat. Ia memulai petualangannya di kaki bukit pegunungan Ghat tersebut, karena cuaca musim panas yang begitu terik, Paman Sandy tentunya membutuhkan sebuah topi.
“Let’s look for waterholes,” he said to himself, He knew that’s where the animals would tread. “Aku coba cari di kubangan air,” katanya, Paman Sandy tahu bahwa disitulah tempat dimana biasanya hewan akan menapak dan meninggalkan jejak kakinya.
And guess who he got to meet,

The top cat himself, Mr. Tiger to greet.

“Oh mighty tiger,” he said, “would you have

seen a cat? It is tall, swift and the colour of my hat.”

The tiger didn’t have much to say,He roared and looked the other way.

Dan coba tebak siapa yang harus ia temui!, Seekor harimau besar yang ia coba untuk sapa,” Oh Tuan harimau yang gagah perkasa,” katanya,” Apakah kamu melihat  seekor kucing? Ia tinggi, lincah dan warna bulunya seperti topiku”, kata paman Sandy.

Namun sang harimau tidak berkata banyak, ia hanya meraung dan melihat di sekitar ke arah lain.

Phew! That was close, he thought,

Just as he was drenched by giant rain drops.

Along with the shower came a

swarm of termites,

Who were sadly eaten by ants, at first sight.

Huuft! hampir saja, pikirnya, seketika ia basah kuyup oleh guyuran air hujan. Bersamaan dengan derasnya air hujan yang turun, datanglah segerombolan pasukan rayap yang sedang bersedih karena akan di makan oleh semut dalam sekejap.
Rains in the Western Ghats come down as waterfalls, Waterfalls become rivers and

that’s how there’s water for all.

So, if we need water to drink,

Protecting the Western Ghats is the link.

Hujan di pegunungan Ghat tersebut turun sangat deras seperti air terjun, dimana airnya mengalir ke sungai dan disitulah akan banyak air melimpah untuk semua.

Jadi kalau kita masih membutuhkan air untuk minum, kita harus menjaga kelestarian pegunungan Ghat ini.

What Uncle Sandy saw next filled him with glee, A family of elephants bathing in a pond, yippee!

They were making the most

of the pre-monsoon showers,

Some were kicking grass,

others showing off their powers.

“Excuse me you all,” said Uncle Sandy,waving his hat,“Would you have seen a big grey cat?”

Yang membuat Paman Sandy akhirnya gembira adalah ketika ia melihat segerombolan gajah yang sedang mandi di kolam, horeee!

Gajah-gajah tersebut menghisap banyak air dan kemudian menyemburkan kembali ke atas seperti turunnya air hujan.Beberapa gajah yang lain sedang mencari makan dan bermain di padang rumput, sementara gajah yang lainnya lagi saling bermain seolah beradu kekuatan.

“Halo semuanya,” kata paman Sandy sambil melambaikan topinya ke arah gajah-gajah tersebut,” Apakah kalian telah melihat seekor kucing besar yang warnanya abu-abu?”

“No, no, no,” they all went in chorus,

“We haven’t seen him around here, we promise.” Uncle Sandy found himself in the rainforest soon, “The second level of the Western Ghats,” he crooned.

“Bark!” came a reply through the forest dense. 

“Oh that’s a Barking Deer I hear, it means no offence.”

“Tidak, Tidak, Tidak,” mereka semua serempak menjawab seolah bernyanyi, “Benar, Kami tidak pernah melihat kucing besar tersebut di sekitaran sini.” Paman Sandy sadar dirinya sedang berada di tengah hutan tropis dengan curah hujan tinggi,” Ini adalah bagian tersulit kedua di tengah pegunungan Ghat seperti ini,” ia berkata lirih.

“Auuuuuuummmmrrr ” tiba tiba terdengar suara balasan raungan dari balik hutan lebat itu.

“ Ohh , maaf bukan bermaksud menyinggung, tapi itu dia aku mendengar suara rusa mengaum.

Up in the trees chomping through a jackfruit,

He saw a lion-faced monkey, brute.

A Lion-tailed Macaque is what it is, he knew,

He’d looked through an encyclopedia of animals, woohoo!

“Help me find a grey cat, will you?” said Uncle Sandy.“Okay,” said the feasting monkey.

Di atas pohon Paman Sandy melihat seekor monyet yang berwajah singa, terlihat menyeramkan, galak. Monyet itu sedang mengunyah buah nangka.

Seekor monyet yang berwajah dan memiliki ekor menyerupai singa ternyata seperti ini ya, ia tahu, karena paman Sandy pernah melihat hewan tersebut di buku ensiklopedia hewan, Woo-hoo.!

“Maukah kamu membantuku menemukan seekor kucing abu-abu?”kata paman Sandy. “Baiklah,” jawab si monyet yang sedang asik makan buah nangka itu.

“Walk straight through the tall green trees

Till you find one with a giant hive of bees.”

“Under that tree lives a frog so rare

It lives underground, hiding from the

sun’s glare.”

“Berjalanlah lurus melalui pepohonan hijau yang rindang itu sampai kamu menemukan satu sarang lebah raksasa.” 

“Nah dibawah pohon itu hiduplah seekor katak yang sangat langka untuk bisa ditemukan. Katak itu hidup didalam tanah, ia bersembunyi dari bawah sinar matahari.”

“He’s a clever frog I’m told,

Knows the whole jungle inside out and two-fold.” Uncle Sandy was so eager to look for the froggy. He left without saying thank you to the monkey.

“ Paman Sandy diberitahu bahwa Katak itu sangat pintar, Ia tahu segala isi hutan belantara ini, baik luar ataupun dalamnya.” Lalu paman Sandy begitu bersemangat sekali ingin mencari keberadaan si katak tersebut. Ia pergi begitu saja tanpa berterima kasih kepada si monyet tadi.
Left, right, left, right, Uncle Sandy marched,

Walking through a row of trees that were arched. Then he saw a tree very tall

With a big beehive that was just about to fall.

Layaknya berjalan seperti militer, Kanan, Kiri, Kanan, Kiri, paman Sandy melangkah menelusuri deretan pohon yang menjulang tinggi. Kemudian dia terhenti melihat sebuah pohon yang sangat tinggi dengan sarang lebah yang besar yang kelihatanya mau jatuh.
“Ribbit ribbit,” said a frog,

But Uncle Sandy could not see it through the fog.

“Oh you’re the man

who comes in search of a cat,

I heard about you from a clever little bat.”

Said Uncle Sandy,“Please will you tell me where he is? I’ll

give you an exotic flower, an Iris.”

“Wreebek, Wreebek Wreebek”. Kata si katak,

Paman Sandy hanya bisa mendengar tidak bisa melihat si katak karena tertutup kabut.

“Oh jadi kamu orang yang datang mencari kucing itu, aku tahu tentangmu dari si kelelawar kecil yang pintar.”

 “Hei Katak, maukah kamu memberitahuku dimana keberadaan kucing itu? Jika kamu memberitahu, aku akan memberikanmu bunga Iris yang sangat indah.”Kata paman Sandy.

The frog was purple in colour,

He’s the only one of his kind in India,

Nasika batracus.

The frog told him that he’d meet a tribesman,

Who’d know where the cat lived, and would guide him.

Uncle Sandy nodded, still in shock,

He had just seen the most extraordinary frog.

Katak tersebut warnanya ungu, yang merupakan satu satunya jenis katak yang ada di India, nama latin katak itu adalah Nasika Batracus.

Sang katak kemudian memberitahu paman Sandy untuk menemui seorang anggota suku yang tahu dimana keberadaan si kucing, dan orang itu akan menuntunya dalam menemukan si kucing tersebut.

Paman Sandy hanya menganggukan kepala, masih belum percaya bahwa dia baru saja bertemu dengan si katak yang sangat hebat.

As he went further into the forests so thick,

He saw that the trees were getting fewer

very quick.

“People cut trees,” he said, “to make products very cheap,

And the poor animals, they have no place to sleep.”

“These jungles are their homes you see,

just like our houses back in the city.”

Sad and disheartened by the state of affairs,

Uncle Sandy decided to say a silent prayer.

Ketika paman Sandy semakin masuk ke dalam hutan yang lebat, ia melihat pepohonan yang semakin berkurang jumlahnya akibat perbuatan manusia.

“Banyak orang menebang pohon,” agar kemudian dijadikan bahan baku yang sangat murah, dan hewan hewan yang malang ini, mereka tidak memiliki habitat lagi untuk tinggal disini.”Katanya.

“ Hutan ini adalah rumah bagi mereka, kamu tahu kan, seperti halnya rumah-rumah kita di kota,” kata paman Sandy dengan perasaan sedih dan putus asa melihat keadaan hutan seperti ini. Ia hanya bisa berdoa dalam hati.

“Protect these forests, oh dear God, please,

Save them so the animals can live in peace.”

Saying so he carried on,

the high altitude grasslands waiting,

And that’s where he’d find

the cat from its hiding.

“Ya Tuhan, ku mohon lindungilah hutan ini, Selamatkan hutan ini agar hewan hewan dapat hidup dengan tenang.”

Sambil berdoa dalam hati ia kemudian melanjutkan perjalanannya, padang rumput nan hijau menjulang tinggi ada di depan mata. Dan di tempat itulah paman Sandy akan menemukan si kucing dari persembunyiannya.

The remotest of places in the whole of the Western

Ghats,

The grasslands so green, Uncle Sandy just sat.

Staring at the miracle of creation

and the beauty of this place,

This, he felt, was really his land of fairy tales.

Pat came a tap on his back,

He turned to see a face painted black.

“Who are you, Sir?” Uncle Sandy questioned

“I am a tribesman who lives here unquestioned.”

“Oh but sir, will you be as kind

To answer one question I have on my mind?

“Where can I find the special cat I’m looking for?

I’ve seen it only once before.”

Di tempat paling terpencil yang ada di seluruh pelosok hutan dan Pegunungan Ghat ini, dimana terdapat padang rumput yang sangat hijau sekali warnanya, disitu paman Sandy hanya duduk berdiam diri.

Sambil melihat keajaiban dan keindahan atas penciptaan Tuhan ini, paman Sandy benar benar merasa ini adalah negeri dongengnya.

Tiba tiba ada sesuatu yang menepuk punggungnya, ia berbalik menoleh ke belakang dan melihat sebuah wajah yang seperti di baluri cat warna hitam.

“ Siapakah anda Tuan?” paman Sandy bertanya.

“Aku adalah seorang anggota suku yang tinggal di daerah sini, jangan kau ragukan lagi.”

“Oh, tapi sudikah kiranya Tuan untuk menjawab sebuah pertanyaan yang ada dalam pikiranku sekarang?

“Dimanakah aku dapat menemukan kucing istimewa yang sedang aku cari?

Sebelumnya aku pernah melihat kucing itu tapi baru sekali.” 

 

“Are you talking about Pogeyan?” he said. Uncle Sandy wasn’t sure what he meant.

“The cat that comes and goes as the mist,

Are you referring to that elusive cat that exists?”

“Yes Sir, that’s the one,” Uncle Sandy affirmed.

He was so happy he could’ve drummed

and hummed.

“Aha!” said the tribesman, pointing to the mountains higher

up,“I’ve seen the cat over there, all of three times in closeup.”

“Apakah maksudmu tentang Pogeyan, si kucing hutan berbadan besar, berekor panjang, berwarna abu abu?” katanya.

Namun paman Sandy masih belum yakin apa yang ia maksud.

“Kucing yang kemunculannya secara tiba tiba? apakah maksudmu tentang si kucing yang sulit ditangkap yang pernah ada di pegunungan Ghat ini?”

“Ya Tuan, itu dia.” Paman Sandy menegaskan.

Kucing itu begitu terlihat bahagia karena ia sering mengaum seolah bernyanyi dan  bersenang senang.

“Aha!” kata si anggota suku ,”Aku pernah melihat sikucing tersebut di sana, sambil ia menunjukaan jari kearah pegunungan yang lebih tinggi, yang jaraknya tiga kali lebih jauh dari posisi dimana mereka berada.

Uncle Sandy was feeling extremely blessed.

He did a somersault that left the tribesman perplexed.

Uncle Sandy was whistling to himself,

and climbing

When he saw two male Nilgiri Tahrs head-butting.

Looking at how well they’d adapted to

the terrain,

Uncle Sandy wished he too was born on the mountains.

Paman Sandy merasa sangat beruntung.

Dia sampai melakukan atraksi jungkir balik seperti salto dan itu membuat si anggota suku menjadi bingung.

Sambil bersiul siul ketika sedang mendaki pegunungan itu, ia melihat dua orang laki-laki dari Nilgiri Tahr, suku setempat yang mendiami pegunungan Ghat, mereka sedang beradu kekuatan dengan menandukkan kepala seolah mereka bisa begitu lincah dan mudah sekali beradaptasi dengan keadaan alam dan area di pegunungan Ghat ini. Paman Sandy hanya bisa berharap seandainya saja dia juga dulu dilahirkan di pegunungan.

Sure he’d find his cat somewhere around here,Uncle Sandy decided to put camera traps all over.

Then he slept a good night’s sleep

Under an open twinkling sky, on a hillock steep.

When he woke up, he ran to his camera traps and checked.

Yes, yes, yes, there were images of his cat!!

The cat in the ghat!

Tentunya dia akan menemukan kucingnya di sekitaran sini, paman Sandy kemudian memutuskan untuk menaruh kamera pengintai di sekitaran tempat itu. 

Di atas sebuah bukit kecil yang curam, dan dibawah langit terbuka serta bintang malam yang berkelap kelip,  lalu paman Sandy tertidur nyenyak.

Ketika terbangun, paman Sandy langsung berlari ke arah kamera pengintainya untuk memeriksa. 

Yee,yee,yee, berhasil, ada gambar kucingnya!!

Sikucing di pegunungan Ghat!

The cat looked the same as it did ten years ago,

Uncle Sandy was happy, ho, ho, ho!

That’s when he felt

a tiny snake crawling over his feet.

He was startled, and realised he’d been dreaming in his

sleep.

Uncle Sandy prayed his dream would come trueHope he

finds his grey cat soon, don’t you?

Kucing tersebut masih terlihat sama seperti yang ia tahu sepuluh tahun yang lalu, Paman Sandy sangat senang,horee, horee, ho, ho, ho!

Disaat itulah ia juga merasa seperti ada seekor ular kecil merayap ke kakinya. 

Dia kemudian kaget terkejut, dan sadar terbangun dari tidurnya dan ternyata dia baru saja bermimpi.

Kemudian paman Sandy berdoa agar mimpinya berubah menjadi kenyataan.

Semoga kelak ia segera menemukan si kucing abu abunya, ya!

The Cat in the Ghat is a whimsical tale of Uncle Sandy going in search of a mysterious cat in the Western Ghats. It has been inspired by the real-life expedition by Sandesh Kadur, a National Geographic Emerging Explorer, wildlife filmmaker and conservation photographer. His goal is to inspire people to protect and appreciate what remains of our wilderness. He is still looking for the Pogeyan! Kisah Si kucing di Pegunungan Ghat merupakan sebuah cerita hikayat yang bercerita tentang paman Sandy yang mencari kucing misterius di pegunungan Ghat Barat, sebuah hamparan pegunungan dan hutan yang begitu luas yang kaya akan flora dan faunanya. Cerita ini telah terinspirasi oleh kisah perjalanan-kehidupan nyata yang dialami oleh Sandesh Kadur, yang merupakan seorang penjelajah Hutan Geografis, pembuat film tentang satwa liar dan sekaligus juru foto cagar alam. Tujuanya adalah untuk menginspirasi orang lain agar melindungi dan merawat apa yang masih tersisa di alam liar disekitar kita. Ia masih mencari Pogeyan, Kucing besar berekor panjang, memiliki telinga bulat dan berwarna abu abu gelap! 

[button type=”big”] https://sukusastra.com/category/sastra/fiksi/prosa/[/button]

Tuliskan komentar