“Delisha, bisakah kau segera menyelesaikan cerpenmu itu? Aku ada pertunjukan musik jam 12.10 nanti,” keluh Dania pada saudara kembarnya, Delisha.
“Kau lupa jika jatah waktuku sampai pukul 12.00? Lagipula masih ada seperempat jam lagi sisa. Jika kau tidak bisa menungguku, ya pergi saja duluan,” jawab Delisa sedikit emosi, pasalnya ruangan kerja Delisa sedari sejam lalu terasa ramai oleh Omelan Dania.
Hiksss Hiksss
Delisha segera menolehkan kepala pada Dania. Saudarinya menangis. “Jika saja aku bisa, Sha. Jika saja kita bisa. Tapi kita selalu terikat.”
Delisha mengusap wajahnya kasar, ia kelepasan tadi. Dania dan Delisha adalah saudara kembar identik dengan kelainan siam omphalagus. Omphalagus ialah keadaan ketika bayi terlahir kembar dengan tubuh menyatu pada bagian dada ke bawah, biasanya sistem hati dan pencernaan tunggal. Untuk kasus Dania dan Delisha, mereka hanya memiliki ginjal dan hati tunggal. Jangan tanya berapa kali operasi pemisahan tubuh dicoba oleh kedua orang tua mereka, hanya saja hati yang mereka miliki mengalami kecacatan, sehingga mustahil jika tubuh mereka dipisah karena akan berakibat fatal.
Dania menangis sejadi-jadinya di dalam pelukan Delisha. Ia ingin bisa bebas berlarian ke mana pun ia mau, tanpa merepotkan Delisha. Ingin mengenakan baju model keluaran terbaru, tanpa harus berbelit memesan penjahit langganan keluarga karena tak satu pun branded yang menyediakan baju bagi penderita kembar siam.
“Maafkan aku, Dan. Aku bodoh,” Delisha masih mengelus punggung saudarinya itu dengan penuh sayang.
Hampir seperempat jam Dania menumpahkan air matanya pada bahu Delisha. “Oh come on kita ke lokasimu. Aku akan meminta Sarah untuk menyelesaikan sisanya.”
Dania mengangguk patuh. Kedua saudari itu pun mulai melangkah beriringan dengan sebilah tongkat di tangan masing-masing guna menjaga keseimbangan mereka.
***
[button link=”https://sukusastra.com/category/sastra/fiksi/prosa/” type=”big” color=”lightblue” newwindow=”yes”] Baca Juga Kumpulan Prosa Suku Sastra[/button]