Tuhanku | Puisi-Puisi Pilihan Chairil Anwar | Sumber gambar: https://id.wikiquote.org/

Derai-Derai Cemara

cemara menderai sampai jauh
terasa hari jadi akan malam
ada beberapa dahan di tingkap merapuh
dipukul angin yang terpendam

 

aku sekarang orangnya bisa tahan
sudah lama bukan kanak lagi
tapi dulu memang ada suatu bahan
yang bukan dasar perhitungan kini

 

hidup hanya menunda kekalahan
tambah terasing dari cinta sekolah rendah
dan tahu ada yang tetap tidak diucapkan
sebelum pada akhirnya kita menyerah

1949

 

 

 

 

Doa

kepada pemeluk teguh

Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut namaMu

Biar susah sungguh
mengingat Kau penuh seluruh
cayaMu panas suci
tinggal kerdip lilin di kelam sunyi

Tuhanku

aku hilang bentuk
remuk

Tuhanku

aku mengembara di negeri asing

Tuhanku
di pintuMu aku mengetuk
aku tak bisa berpaling

13 November 1943

 

 

[button link=”https://sukusastra.com/category/sastra/fiksi/puisi/” type=”big” newwindow=”yes”] Baca Kumpulan Puisi Suku Sastra[/button]  

 

 

Senja di Pelabuhan Kecil

buat Sri Ajati

Kali ini tak ada yang mencari cinta
di antara gudang, rumah tua, pada cerita
tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut
menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut

Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang
menyinggung muram, desir hari lari berenang
menemu bujuk pangkal akanan. Tiada bergerak
dan kini tanah dan air tidur hilang ombak.

Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan
menyisir semenanjung, masih pengap harap
sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap

 

Tuliskan komentar