Menu

Suku Sastra Membaca Buku Azab dan Sengsara. 1920

 

Ayah Mariamin, Sutan Baringin adalah orang kaya dan terpandang. Tetapi perputaran roda nasib membalikkanya menjadi miskin dan harus tinggal di gubuk kecil pinggir sungai. Sementara kekasih Mariamin yaitu Amirudin ingin menuntut ilmu ke Deli. Perpisahan itu menimbulkan kesengsaraan baru bagi hidup mereka.

Azab dan Sengsara merupakan novel pemula dalam sejarah kesusasteraan Indonesia menurut A. Teeuw karena merupakan roman pertama terbitan Balai Pustaka. Azab dan Sengsara mengangkat perkawinan berdasarkan tradisi perjodohan yang dianggap sebagai kawin paksa. Di sini Merari Siregar berseberangan dengan adat perjodohan itu. Tema yang dianggap “radikal” pada masanya itu malah menimbulkan tren baru dan setelahnya muncul karya-karya dengan tema serupa.

Merari Siregar lahir di Siporok, 13 Juli 1896. Merari adalah seorang pengarang yang juga seorang akademisi dan pendidik. Merari kemudian bekerja sebagai guru bantu di Medan. Terakhir, ia mengabdikan diri di Opium dan Zoutergie di Kalianget.

 

Sumber: SERATUS BUKU SASTRA INDONESIA YANG PATUT DIBACA SEBELUM DIKUBURKAN. Fadila Fikriani Armadita.

Tuliskan komentar