Orang-Orang yang Memakan Bangkai
Kulihat daging-daging busuk
Menjadi santapan paling lezat
Mereka lupa waktu
Hingga dosa menimbun tubuh
Menjadi bukit batu
Kulihat orang-orang kekenyangan
Setelah meracik cela manusia
Sambil menikmati bersama
Dalam pesta hari itu
Dari antar lidah ke lidah
Saling mengoper santapan
Berbekas air liur dari mulut ke mulut
Setiap hari menu itu
Hasil curian dari aib orang lain
Mereka gemar mengantongi noda manusia
Lalu dijadikan santapan
Dosa semakin membesar
Setan terbahak-bahak
Menyaksikan penjamuan anak manusia
Dari daging-daging saudaranya
Yang telah dibuang dan busuk
Riau, 2021
Berjiwa Hujan
Aku gemar terbang tinggi
Seperti burung-burung
Meski patah berulang kali
Kesakitan sering kali
Melukai hati
Namun berkali-kali
Aku tetap kembali
Jiwaku seperti hujan
Sering terhempas
Namun tak pernah bosan
Tetap melawan
Segala kemustahilan
Juga memperjuangkan
Segala bentuk keinginan
Riau, 2021
Baca puisi-puisi lainnya di sini
Ingatan Masa Kanak-Kanak
Aku melihat pohon waru
Berdiri tegak di tepi sungai
Daunnya menari
Ditiup angin
Airnya mengalir
Ombak-ombak kecil
Menghantam kaki jerambah
Sebuah pondok kecil
Terbuat dari batang kayu
Disusun rapi
Sebagai lantai untuk duduk kami
Atapnya yang terbuat dari daun nipah
Mulai berwarna kecoklatan
Di serang panas setiap hari
Di wadah itu
Tempat melepas penat
Selepas menabuh peruntungan
Di sungai Indra giri
Tempat kehidupan mengalir
Sesekali kami berlari
Sambil menyibak panas matahari
Menembus celah daun
Hingga berbentuk molekul-molekul
Kadang kala
Kami mencoba menangkap cahayanya yang burai
Sambil bersorai
Menikmati hari-hari
Hingga suatu hari
Ingatan itu lenyap dalam memori
Kuduga hanyalah mimpi
Ternyata sebuah ingatan
Di masa yang jauh sekali
Riau, 2021
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.