Sajak-Sajak Pamungkas Cahyo Nugroho

Jalan

Jalan menurut kamus besar bahasa indonesia adalah tempat untuk berjalan orang (kendaraan dan sebagainya)

Konon katanya jalan terbuat dari mimpi, harapan dan kasih sayang

Jalan senantiasa menuntun manusia menuju tempat yang diinginkan manusia itu sendiri

Belok kiri, belok kanan, lurus

Terserah manusiaNYA yang mengutus

Manusia yang berjalan di jalanan

Kambing yang bergerombol dipinggir jalan

Rumput-rumput yang senantiasa bergoyang tatkala motor dan kambing lewat

Manusia sibuk misuh dan mencabuti rumput dari pinggir jalanNYA sendiri

(Sragen, 2017)

 

 

Anatomi

Setiap susunan tubuh ini tidak ada sekat antara sukma dan Tuhan

Semua menjadi kesatuan utuh tidak terpecahkan

Hati yang terbelah akan peradaban zaman

Yang benar disalahkan

Yang salah dibenarkan

Yang di bawah berebut roti

Yang di atas berebut kursi

Begitu ganjil kenyataan ini

Buruh-buruh bekerja hanya untuk sesuap nasi

Para dewan gajinya sudah besar masih saja korupsi

Diskriminasi di sana-sini

Kaum seperti kami cukup hidup sak madya

Secukupnya, asal bisa makan bersama anak dan istri

Tak menggubris dewa-dewi yang berebut singgasana tertinggi

Toh tidak akan berpengaruh bagi kami

(Yogyakarta, 2016)

 

 

Tentang Penulis :

 

Pamungkas Cahyo Nugroho, lahir di Sragen 23 agustus 1998. Anak catur dari empat bersaudara, dari ayah bapak Suparno dan ibu Widartiningsih. Saat ini menjadi mahasiswa aktif Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Ahmad Dahlan. Karya-karyanya tertulis dalam antologi bersama: Puisi dan Syair (Pendidikan Pancasila, 2016), Sungguh, Khimar Bukan Teroris (Inkumedia, 2017), Ba` (PBSI UAD 2016), Antologi tunggal: Anatomi (Penerbit Intishar, 2017). Mendapat juara 3 lomba cipta puisi oleh Klub Buku Jogja. Penulis bisa dijumpai melalui 082242304804 / Instagram @Pamungkascahyo

 

 

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tuliskan komentar