JOGJA—Angka indeks literasi digital DIY pada 2022 tercatat sebagai yang tertinggi di Indonesia. Berdasarkan survei yang dilakukan Kementerian Komunikasi dan Informasi, Indeks Literasi Digital DIY memiliki skor 3,64. Artinya, perkembangan literasi digital DIY di atas rata-rata perkembangan literasi digital nasional sebesar 3,49 menurut data statistik tahun 2022.

Meskipun demikian, pencapaian itu masih tergolong pada tingkat sedang dibandingkan dengan pencapaian literasi digital pada tingkat internasional dalam bilangan tahun yang sama. Oleh sebab itu, DIY, apalagi Indonesia secara keseluruhan, masih harus secara intensif dan ekstensif berusaha keras untuk meningkatkan dirinya dalam hal tersebut.

Atas dasar itulah, Yayasan Seruang menggelar Jogja Art + Books Festival 2023. Sesuai dengan namanya, dalam acara yang digelar di The Ratan Jl Ring Road Selatan No 93, Glugo, Kalurahan Panggungharjo, Kemantren Sewon mulai 29 April sampai 16 Mei 2023 tersebut akan
menghadirkan serangkaian acara yang berkaitan dengan seni dan buku.

“Bagaimana pun, keakraban interaksi para pelaku seni budaya dengan dunia buku dan akademisi di Jogja menghasilkan ekspresi keterpengaruhan satu dengan yang lainnya pada setiap karya mereka,” kata salah satu pendiri Yayasan Seruang, Prof Faruk HT, Senin (17/4).

Oleh sebab itu, Jogja Art + Books Festival menjadi ruang ekspresi kolaboratif mereka yang mampu menghadirkan beragam pengalaman, ekspresi, dan potensi pengembangan konsep seni dan literasi terkini. Konsep festival, juga memungkinkan untuk menarik atensi masyarakat lebih luas untuk ikut meramaikan dan terlibat di dalamnya. Selain itu festival juga menghadirkan optimisme yang dibutuhkan untuk terus menjaga semangat dan menggugah kesadaran.

Direktur Jogja Art + Book Festival 2023, Dodo Hartoko mengatakan selama 13 hari digelar, Jogja Art + Books Festival 2023 menampilkan serangkaian kegiatan, mulai dari pameran seni rupa bertajuk Kutip Kitab; bedah buku dan seminar bertajuk Forum Baca; bazar buku; dan konser musik bertajuk The Sounds of Poetry.

Dia menjelaskan, dalam pameran seni rupa Kutip Kitab yang digelar sepanjang Jogja Art + Books Festival 2023, sejumlah perupa akan menampilkan karyanya, yakni Agus Suwage, Arwin Hidayat, Dedi Sufriyadi, Restu Ratnaningtyas, Mella Jaarsma, dan Jumaldi Alfi.

“Pameran ini menjadi cara untuk memahami proyek literasi dengan buku sebagai titik vokalnya. Melibatkan seni rupa
semakin menguatkan bahwa dalam budaya perbukuan di Jogja,” kata Dodo.

[button link=”https://sukusastra.com/category/sastra/nonfiksi/” type=”big” newwindow=”yes”] Baca Juga Kumpulan Artikel Suku Sastra[/button]

Dalam Forum Baca, maraton seminar dan bedah 14 buku digelar sejak 30 April-10 Mei 2023. Melalui acara ini, Dodo berharap bisa semakin menghangatkan iklim literasi dan apresiasi terhadap buku. “Kami juga menggelar bazar buku. Setidaknya ada ratusan penerbit dan puluhan ribu judul buku yang kami tampilkan selama enam hari, mulai 29 April-4 Mei 2023,” ucap Dodo.

Tak cuma itu, sepanjang Jogja Art + Books Festival 2023 juga digelar pentas musik The Sounds of Poetry yang menampilkan puluhan musikus, baik yang berskala lokal Jogja maupun nasional.

“Para musikus dipilih berdasarkan kekuatan literasi pada karya mereka serta kesesuaian dengan tema festival,” ucap Dodo.
Adapun sebagai acara inti dari Jogja Art + Books Festival 2023 akan dibacakan pidato kebudayaan oleh sastrawan Seno Gumira Ajidarma pada 2 Mei 2023. Sastrawan yang juga mantan jurnalis ini bakal membacakan pidato kebudayaannya yang berjudul Sekolah Liar, Mengapa Tidak?

Diakui Dodo, pidato kebudayaan tersebut memang sengaja digelar pada peringatan Hari Pendidikan Nasional. Pasalnya, pidato kebudayaan itu diharapkan bisa menjadi momen refleks atas pola-pola pedagogik yang selama ini sudah diterapkan, terutama keterkaitannya dengan
kebudayaan.(*)

Tuliskan komentar