Pulang
demi satu malam yang telah berlalu
kau tinggal di kepalaku.
kususuri jalan-jalan kaca
putih cahaya dan air mata
sendiri.
tak ada kembang
yang menghias jalan-jalan
di sepanjang matamu.
lagu-lagu kunyanyikan
bagai jerit yang lepas
dari dadaku.
2020-2021
Siang Jatuh ke Dunia
matahari mendorong siang biru
jatuh ke dunia
tak kulihat lagi kau di sana.
seperti awan murung
di atas gedung-gedung, aku hanya
menunggu meledak dan berhamburan
jiwaku terbelenggu
dalam mendungnya rindu
dan keputusasaan.
aku bermimpi dalam bangun
tentang kau yang cantik
dan sendiri.
lalu aku mengeong dengan keras
seperti seekor kucing
yang dengan tega disiram
seember air.
2020
[button link=”https://sukusastra.com/category/sastra/fiksi/puisi/” type=”big”] Baca puisi-puisi lainnya di sini[/button]
Gun, Bagaimana Bisa?((Catatan: ketiga sajak tersebut pernah termuat di koran Pikiran Rakyat edisi 24 April 2021 dan bisa di cek di web: https://www.bermedia.my.id/2021/04/pemuatan-karya-di-pikiran-rakyat-april.html))
di dalam kamar
aku terbaring dengan
dengus napas berhembus
masuk dan keluar
sementara di dalam kepalaku
kata-kata terus berjuang
berbunyi seperti detak pada
jam dinding atau detak pada
jantungku
lalu aku mulai bertanya
“Gun, bagaimana bisa
kau bunyikan suara yang belum pernah
terdengar sebelumnya?”
itu bagai pisau paling tajam
yang diinginkan setiap orang
yang suka memasak.
2021