Menu

Puisi-Puisi Thomas Elisa

DARI BALIK PINTU

Dari balik pintu embun dini hari menepi
Lengang dan sunyi bercakap-cakap di halaman
Lampu jalanan meredup oleh lelah dan kebisingan
Sekumpulan doa kaum papa terhimpun dalam kidung
Teriak rintih lapar hewan liar merdu terdengar
Mereka semua menunggumu di pagi yang baru
Sudikah engkau membuka pintu untuk mereka?

…. .
Angin subuh mengalir turun dari bukit
Dibawanya dengkur dan mimpi orang-orang kota
Dalam mimpi mereka terdapat rajutan tipu daya
Dan semuanya berbaris menunggumu di balik pintu
Akankah engkau memilih jalan kisah mereka ?

… .
Pagi segera membuka hari lewat cahaya pertama
Dari balik pintu, dua cerita menanti uluran tanganmu
Ada serumpun kebahagiaan palsu dan sehimpun kisah ratapan
Kemanakah akan engkau berikan sebuah pandang jawab?

(Semarang, 2021)

 

 

 

 

 

DALAM SAJAK-SAJAKKU

Dalam sajak-sajakku terhimpun kisah para penyair
Segenap tutur nasihat terpahat menjadi gugusan monumen
Amsal-amsal tentang doa dan cinta tergurat dalam kata
Pamflet dan balada terpatri menjadi nafas semesta
Alineasi membentuk jalan-jalan pencarian diri

… .
Aku sering bertamsya di sana seorang diri
Menapakkan kaki sebagai peziarah batin
Mengecup getir dan nyeri sebagai nikmat
Menyepi dari ruang-ruang undangan pesta
Bersimpuh sebagai pertapa yang tak kelihatan

…. .
Kemari dan singgahlah dalam bait sajak-sajak ini
Akan ku buka pintu-pintu katedral untuk berteduh
Di sini kita ditemani cangkir-cangkir penuh kata
Dan kita akan bercakap-cakap tentang siapakah manusia

( Semarang, 2021)

 

[button link=”https://sukusastra.com/category/sastra/fiksi/puisi/” type=”big”] Baca Kumpulan Puisi Suku Sastra[/button]

 

 

SEPTEMBER

Pucuk-pucuk dedaunan mulai basah oleh rinai hujan
Dingin mulai merajut selimutnya bersama penghujan
Segala cerita yang ditulis kemarau akan mulai berganti
Sementara aku terus bergulat dengan tanya:
Masihkah engkau mengeja r-i-n-d-u di seberang sana?

… .
Ribuan kilometer jarak telah terpintal di punggungku
Tapak jejak sketsa perjalanan sudah jauh kubuat bagimu
Namun suaramu makin hilang tak bergema di langit September
Akankah semua yang bermula dari mimpi teringkari janji?

… .
Sebentar lagi hujan September akan tiba kembali
Aku belum juga menemukan peta untuk kembali padamu
Bila memang semua keinginan harus berujung kehilangan
Maka akan kunamai September kali ini sebagai nasib perpisahan

(September, 2021)

 

 

 

 

 

EMPAT KATA DALAM SAJAK

Cinta adalah kata pertama yang memulai semua kisah dalam sajak
Rindu adalah kata kedua yang mengakhiri semua kisah dalam sajak
Sunyi adalah kata ketiga yang menjelma kesadaran dalam sajak
Janji adalah kata terakhir untuk segenap kisah yang belum terselesaikan

(Semarang, 2021)

 

No Responses

Tuliskan komentar