BARYA DAN BUNYI SUNYI
Ketika Barya melewati hari-harinya
Banyak senyum yang bersiul
Banyak airmata bercerita
Berharga, sebagai tempat peristirahatan
antara cerita satu dengan cerita lainnya
Barya tetap di bawah langit membiru
Meski simpul senyum yang dilihatnya
selalu berbeda, namun tetap ada yang menyingkap
Barya tetap dibawah awan membisu
Meski cerita airmata yang dipetuahnya
selalu berkesan, namun tetap ada yang menipu
Telah dicukupkan untuk menyadari bagi Barya
Tentang hati harus dijaga,
walau hati terus berubah
Tentang waktu harus disemai,
walau waktu terus berjarak
Pertemuan ini tak bisa berlarut lama,
akan lesung nurani dalam kotak sepi
Yang tak bisa dibunyi dalam keramaian
Yang tak bisa disunyi dalam kesendirian
Barya belum mau kembali dari bunyi sunyi
Dari belukar remuk keheningan ini
#2020
Telah diterbitkan oleh Media Digital Seni-Budaya “Semesta Seni” Edisi 4 – Agustus 2020
GURAT RUANG
Airmata
Mengetuk kasat
Airmata
Memasuki lesat
Tak menyapa
Tak disapa
Berkata bilik
“pintunya tertutup”
#2020
Telah diterbitkan oleh Serindit – Majalah Bahasa dan Sastra Vol.2 Nomor 1, Juni 2020 Balai Bahasa Riau
SEDJIWA HARI INI
Hari ini,
ingin kuajak selami malam
menimba gelap nan dalam
dari sunyi seakan kelam
Hari ini,
Ingin kujaga temali siang
Menyangga makna terang
Dari debur nan riang
Hari ini,
Ingin ku bingkaikan
Segala bentuk keindahan
Diantara malam penuh asa
Diantara siang terus terasa
#2020
HAMPA TAK BERPARAS
Seego apa kau pada kepuasan
Selemah apa kau pada kegundahan
Setakut apa kau pada yang kehilangan
Seresah apa kau pada kesemuan
Semua ilusi terlihat menanggapi
Tak di pikir tapi terus menjelma sebagai pikiran
Nyata selalu tergambar fakta
Tak di ingat tapi terus menjelma sebagai ingatan
Setegar apa kau pada keguncangan
Sekokoh apa kau pada kepalsuan
Sesendu apa kau pada kelemahan
Sesabar apa kau pada kepastian
Semua berayun terasa rancu
Bentuk yang lalu keadaan semu
Tergerus menjadi perantara lesu
Berhembus ramai ke hulu
Ku kenali kau : tapi tanpa rupa
#2020
Telah diterbitkan oleh Serindit – Majalah Bahasa dan Sastra Vol.2 Nomor 1, Juni 2020 Balai Bahasa Riau
PRIA BERBINGKAI MUNAJAT
Matanya dirangkul cahaya
Suguhkan pandangan tajam
Mulutnya diselipkan doa
Di antara ranting kusam
Badannya dilukis riak menyangga
Membendung larut buai membungkam
Telinganya diletup syair merenda
Menghadang caci maki merayu rekam
Dadanya dipahat raya berwarna
Merangkul gersang menjadi salam
Kakinya direlung takjub percaya
Melangkah menuju cerita tak kelam
Tangannya diteriak segudang asa
Mengukir kotak senja tanpa meredam
Kepalanya terikat bahagia
Menghargai masa lalu meski kusam
#2020
https://cakradunia.co/news/puisi-puisi-sultan-musa/index.html