Menu

Puisi-Puisi Ruhma Ruksalana Huurul’in

Sumber: https://everwideningcircles.com/

Sumber: https://everwideningcircles.com/

Matamu Etalase Toko Manisan

 

Matamu etalase toko manisan

Kacanya warna mawar emas

Kilau lampu tipu daya, yang tiba-tiba 

berpendar kala cemas

Kudapati diriku beberapa meter darimu, 

berlama-lama menatapmu lekat

Nadiku butuh glukosa dan fruktosa dari bibirmu

Berteriak aku di luar, apa kau tahu?

Berdiam diri di tepian jalan saja, aku.

 

 

 

__________

Tuscany Tuscany

 

Kutemukan kau di tepian taman

Disinggahi sepi-sepi temaram

Saat itu pukul tujuh malam

Tangan kita saling genggam

 

Pada kali kedua pertemuan kita

Bibir saling bertautan, di tepian ladang

bersanggama bagai pasta dan anggur 

di mulut penduduk Tuscany saat makan malam

 

 

 

__________

Prajurit yang Berbaris, Menuju Mendung di Timur

 

aku mengingatmu sebagai prajurit ketakutan 

yang jejaknya tertinggal di pegunungan,

prajurit dengan kaleng parfum berwarna hitam,

wangimu, tertinggal di kepalaku, menetap di sana, 

ia mendirikan istana, tiap hari ia memutar adegan 

pertemuan kita yang selanjutnya

 

                   aku di sini menanti sambil merancang 

                   skenario ciuman denganmu

                   kuingin itu di bawah lampu

                   berwarna biru, favoritmu

 

aku di sini merancang rencana pertemuan 

tapi yang terjadi adalah pemakaman

 

 

 

__________

Visual Mimpi Buruk 

 

memimpikanmu pada jam dua malam

bukan sesuatu yang aku ingin berulang

kelopak mataku terkelupas

 

segala tentangmu di udara 

aromamu berwarna hijau; 

serupa pucuk-pucuk mahoni 

yang baru saja tumbuh 

siapa kamu?

menyelinap di satu-satunya 

istirahat putihku

tidurku 

penangkal sepiku

kamu di situ merayakan tiap-tiap 

tangisan panjangku

 

 

 

__________

Tepa Salira

 

ada malaikat menyelinap di antara senyap tangisku

menawan doaku sampai ke tepian surga

menghamburkannya balik ke bumi

 

semuanya terjadi di balik waktu

 

aku tahu

hamburnya 

keburu jatuh 

di payudaraku

 

 

 

__________

Pagi dan Kunang-kunang 

 

diam-diam di siang hari yang tinggi kunang-kunang menadah cahaya matahari. ia menyimpannya segenggam di dalam kantung agar nanti malam bisa terang. terang yang lebih lama hangatkan segala kenang di udara, juga semua jajar ilalang di padang. kunang-kunang tak ingin mati lebih dulu sebelum pagi. ia ingin mati dalam dingin pagi yang penuh elegi.

 

 

 

__________

Kontrak 

 

Di pertemuan ini, kuharap kau kenakan pakaian terbaikmu

Dasi merah jambu, disemir kau punya sepatu

Kira-kira penampilan layak di kelas pekerja bayaran dolar

 

Malam ini akan ada mereka dengan kerah putih, 

memandangmu agak miring

Finansialnya stabil, kejiwaannya sedang berkeliling 

dengan lendir dan selir

 

Mereka hanya ingin mengencangkan dasimu, 

agar membiru tubuhmu, dan mereka yang pertama 

menyelamatkanmu.

 

Jangan lupa hadir, kalau tidak, kalau tidak, ya, jatahmu separuh

 

 

 

_________

Puan

 

mengecup pijar pada api

                            menjebak nirwana dalam palung berahi

No Responses

Tuliskan komentar