Menu

Puisi-Puisi Putri Erline

 

Pecah Sempurna

Sebakda gelas-gelas pecah sempurna
kau akan lihat kekosongan menjadi penuh
Detak-detak jam seolah bisu
Sebelum bibir mengatup pamit
dahimu lebih dulu mendongak
membaca cuaca di kening ibunda
Regas trembesi
tak mampu menggusur
pahit kopi yang dibawa malam
Kala koper-koper mulai mengungsi
pertanyaan-pertanyaan yang kembang
kelak dibilas ibu
dengan senyum dan air mata

2021

 

 

[button link=”https://sukusastra.com/category/sastra/fiksi/puisi/” type=”big”] Baca Kumpulan Puisi Suku Sastra[/button]

 

 

Senja untuk Mawar

Seperti hujan, wajahmu meninggalkan genang
yang gamang. Kelopak mawar jatuh, lagi
pada gigil yang belum menguap di mata aspal
Di tiap kelok, gema bersahutan
menukil kenangan dan dendam

Selepas petrikor, kelopakku menyesap khidmat
senyummu yang bagai bianglala:
sekelebat datang, sekelebat hilang

Bayang kita lalu sampai
pada cabang-cabang yang berbuah
dan kau memilih terbang
mengebumikan senja. Membiarkan kepulangan
menjadi satu-satunya pangkal kerinduan.

2020-2021

 

 

 

 

 

Memupuskan Jarak

Kau akan lihat
rintik melubangi setiap tepi
di mana jarak mengikat hati ke hati
Sebelum keranda bergegas dan daun-daun labas
bayang kita lebih dulu menyudahi perjamuan
Saat setangkup melati mulai amis
dan hujan kian jauh merantau
bunga-bunga enggan kembang
Sebab luka lebih dulu datang meminang
kepastian sebelum rinai-rinai
memberi harapan

Desember 2021

 

 

[button link=”https://sukusastra.com/category/sastra/fiksi/puisi/” type=”big”] Baca Kumpulan Puisi Suku Sastra[/button]

 

 

kontestasi sunyi

Di keheningan kita menjadi pandir
buku-buku menutup dirinya sendiri
meski bibir belum terkunci
album-album yang kita tak punya
lebih dulu tewas
kini hanya sepatu yang bertambah nyawa
asbab pelarian tetap menjadi ajang terbaik
untuk mengalahkan bayang

Desember 2021

 

 

 

 

 

Sebuah Hantaran

Sebuah hantaran tak berbalas, jalan-jalan suram,
cincin yang terkubur, cukup untuk membuatmu
mencari tempat berteduh yang lain.

Di balik jendela minus dan lampu-lampu terik,
gelisah menjadi jalan-jalan panjang.

Dan di bawah kelopak,
tetes-tetes embun, menjelma benalu
yang terus menyantap napas dan hari-hari lalu.

Januari 2021

Tuliskan komentar