Tidak Selalu Senja
Sore itu,
di taman yang kita kenang
kau rebah di bahuku
sela-sela jari kita menyatu perlahan
seperti matahari yang akan hilang
Kau sentuh dada kiriku
siapa yang duluan terbenam?
bisakah pertemuan kita lebih lama?
kau suka sekali mengulang-ulang tanya
Sayangku,
pagi nanti, kita akan kembali bersua
menyaksikan yang terbit
menafsirkan yang fana
2019/2020
_________
Pukul 00.00
Bulan di atas kepala
malam mengutuk kenang lama
aku tersesat di padang purnama
dan kau memindahkan jawab tanya
di kutub utara
Di pondok villa rembulan menyorot gelap beranda
menyambut jumpa yang tertunda waktu
kau yang kukira mendahulu memula cakap
ternyata nguap kantuk di tengah malam
aku bingung; kau merenung
tak akan menjadi kita kasihku
kalau kata-kata saling beku 2019/2020
__________
Kepala Kosong
Tentang isi kepala dan tanda tanya
bagaimana ia bisa banyak bicara?
Ketika aku singgah di dalam kepalanya
kutemukan ruang tak dihuni
gudang tak berkunci
Kutemukan perpustakaan tanpa penjaga
buku-buku masih tertutup rapat
secarik kertas masih kosong
dan pena tak berkurang tintanya
Kutemukan logam-logam berkarat
dan sisa-sisa makanan di atas meja
dan beberapa foto-foto wanita
yang tak kukenal namanya
lantas bagaimana ia bisa banyak bicara?
2019/2020
_________
Kematian Kemarin
kepada 39 anak korban tambang batubara
Ibu memeluk bingkai foto anaknya
isak tangis tak bisa henti hanya semalam
ia tatap lubang tambang yang menganga di samping rumah
Ibu orang miskin yang tumbang
suara bungkam dengan tronton yang lalu lalang
pakaian peluh debu ia gadaikan
Sawahnya ia lacurkan dengan perusahaan
Lumpur tanah bekas tangis bumi ia lingkahi
Ibu datang lagi ke pemakaman
mengusap nisan dan menaburkan bunga
Nak, tidak ada yang memihak, cepat jemput ibu pulang
segera!
2019/2020
__________
Ayah dan Ibu, Lekaslah Pulang
Aku tinggal di dalam kardus
tanpa ruang tamu dan kamar tidur
pengap seperti perangkap dalam tungku
dan kucium bau bangkai tubuh sendiri
Tidak aku percaya lagi kabar koran hari minggu
tentang pembagian sembako atau amplop terselip di bawah pintu
atau surat pindah ke sebuah tempat yang lebih selamat
O, ayah dan ibu lekaslah pulang
aku bermimpi memeras awan di atas kepala
menadah hujan di piring kosong
menanak rintik jadi butir padi
atau memberi makan anak tetangga
O, ayah dan ibu lekaslah pulang
pertolongan lamban tiba;
aku ingin hidup di bumi yang lain tanpa seorang lain
atau temukanlah tulang rangkai mayat lansia
terbenam wajahnya di piring kosong
sembari menciumkan foto ayah dan ibunya di dada
2019/2020
__________
Dalam Rahim Ibu
Aku bermimpi sebagai janin
hidup di bumi yang lain
dan menunda setiap kata yang menyerang dengan luka
Kelahiran dan luka
adalah manusia yang mengasah mata pisau di mulutnya
dan surga berada di telapak kaki sendiri
kala langkah terhenti; seketika surga hanyalah air mata
Di luar sana,
insan mengaku lupa asalnya
masing-masing merasa asing
kehidupan bagai telur ayam
sebuah kelahiran tanpa peduli siapa induknya
hingga bebas menyakiti satu sama lain
Aku berlindung dalam daksa ibu
menyelam sembilan bulan di ricik suara dan lagu
dan aku merasa aman tanpa dunia yang meluka
dari manusia yang melupakan benihnya
2019/2020
(Pernah lolos redaksi Kaltim Post)
__________
Hinggap
Bisakah kepalaku diberi mahkota dua kali
sebagai pertanda bahwa aku pun akan punah
Sehelai bulu burung enggang jatuh mendadak
igau datang tiba-tiba di langit yang sembab
Bolehkah aku hinggap di hatimu yang rimba?
yang seisinya masih tumbuh daun ara
Jika boleh,
akan kutanam benih-benih di pohon tumbang
akan kupencar biji-biji kotoran yang kelak menjadi tumbuhan
Jika boleh, bisakah kepalaku diberi mahkota dua kali?
2019/2020
(Pernah lolos redaksi Kaltim Post)
__________
Liburan di Tanjung
Aku janji,
setelah membangun tenda di pohon cemara
kita akan bermain petak umpet di hutan bakau
dan mencari pecahan karang untuk bermain congklak
Hiburan kita hanya berharap pada muara
yang kering pada kemarau
Bagai kanak-kanak melihat bianglala
di pasir basah yang penuh kelomang
kau kejar kerang bergelimpangan;
begitu tak sabar kau ingin membekaskan jejak
Tanjung Samboja ombaknya selalu surut,
seperti janjimu, serumu yang ragu
2019/2020