Ihwal Hujan dan Pertemuan
Tak ada yang mengetahui
kapan awan akan bersenggama dengan warna hitam
demi melahirkan rintik-rintik hujan
agar bumi tempat kita berpijak menjadi dingin laiknya puncak pegunungan
dan kita, saling memberi kehangatan.
Ihwal hujan, kau bertanya:
“Setelah rintik terakhir ini, dapatkah kita menemui hujan?”
Sadarkah kau,
bahwa hujan adalah rintik paling merdu
inginmu itu adalah titik pemula rindu
tentu saja hujan dapat kau temui
selagi kita, tidak mematahkan janji.
Bekasi, 01 September 2021
Meratapi Tubuh di Alam Seberang
Di atas kasur riak-riak risau menjadikanmu meratap
kepada tubuh yang namanya telah termaktub
dengan begitu hasai kau khusyuk meratib
sembari menangis di hadapan setumpuk kitab.
Setelah pipimu basah,
ayat-ayat ketiadaan mulai bermunculan
dari bibir, mata, dan tanganmu yang membiru,
bergetar berjibaku ledakan rindu.
Hingga akhirnya kau termangu,
rinai turun untuk menerjemahkan arti datang dan pulang
sebagaimana kekasihmu
kini hidup di alam seberang.
Bekasi, 01 September 2021
Sebelum Kau Merasa Kenyang
Aku membiarkan kepak burung,
menghiasi laman depan rumahmu
tempat segala nujum menjelma
kabar-kabar murung yang paling kau benci.
Jika malam datang bertandang,
aku menjulurkan rembulan yang dikerumuni bintang-bintang
untuk melunturkan gumpalan-gumpalan kerinduan
yang begitu kukuh kau bungkam.
Semua itu,
dapat kau anggap sebagai pemula dalam hidangan,
sebelum nantinya
kecupan menjadikanmu kenyang.
Bekasi, 01 September 2021