Sumber: https://www.inc.com/dustin-mckissen/small-town-entrepreneurs-need-big-city-broadband.html
Sumber: https://www.inc.com/dustin-mckissen/small-town-entrepreneurs-need-big-city-broadband.html

 

Angin Melawan Angin

 

burung-burung menggotong musim panen

separuh dari mereka mengosongkan sawah

agar senantiasa kosong, separuhnya lagi 

berseru jangan berhenti mengosongkan sawah.

 

antara rumah petani dan kota dalam surat kabar

angin melawan angin, keduanya berlalu 

dalam lenyap dan lengkap 

mampus dan lampus.

orang-orangan sawah berebut 

bayangan sebelum jadi bayang-bayang. 

 

apakah pemandangan masih bisa jadi pemandangan

setelah lama dipandang?

 

segalanya tidak punya luar,

tidak punya dalam.

yang tersisa hanyalah potret.

 

 

 

 

__________

Kota Kecil

 

spiker kota melupakan nama penduduknya

sesaat setelah bulan menyusut dan

menghapus bekas kencing para pemabuk

yang bila pulang sering tak menemukan rumah.

 

di dalam peta, kota kecil ini

membiarkan dirinya terpotong

menuju tahun sebelum tahun-keempat,

kemudian tahun-ketiga menuju tahun-kedua

dan mendarat pada tahun sebelum tahun-pertama

tahun di mana waktu tidak bisa berjalan ke-depan 

 

kota ini 

adalah segala hal yang tak pernah selesai kupikirkan.

 

 

 

 

 

__________

Notifikasi

 

aku yang tidak memiliki tujuan

selalu ingat untuk 

tidak mengerjakan apa-apa.

 

mempunyai mimpi

terlalu berat untuk kupapah.

 

navigasi menuju rumah

perlahan dihapus telepon genggam

sembari menawarkan paket liburan 

yang tak ke mana-mana 

dan menyelipkan notifikasi;

 

“selamat, anda kesepian

dan tak akan pernah menemukan rumah.”

 

 

 

 

 

_________

Opera Ziggy

 

angkasa. ucapan selamat tidur,

meluap jadi energi gravitasi

waktu penyingkiran tiba juga

setelah beribu kilometer 

berjalan mengikuti napas sesak

opera ziggy

ingin berhenti saja bermain

mimpi berhenti 

di stasiun angkasa terakhir

bersama kepulangan 

yang bercerai dengan rumah

 

 

 

 

__________

Angkasa Kosong

 

dari batas mimpi

tubuh sakit 

terbungkus dalam kekudusan

pelahan waktu terhapus oleh malaikat

segala bahasa mudah terbakar

dijulati mulut api

seperti bertualang

menuju angkasa kosong

dan berdiri di puncak kesia-siaan.

 

 

 

 

 

__________

Rahasia di Angkasa

 

masa lalu seajaib batu meteorit,

siapakah astronaut 

dalam ciuman hening ini?

stasiun angkasa 

masih jauh tertinggal di belakang

akankah kita melaju,

menyaksikan masa depan

 

By Gilang Sakti Ramadhan

Lahir di Ampenan, Lombok, 28 November 2000. Alumnus program Belajar Bersama Maestro (BBM) bidang teater di Teater Satu, Lampung. Ia mendirikan dan mengelola Kedai Buku Klandestin dan turut terlibat di Komunitas Akarpohon, Mataram, Nusa Tenggara Barat.

3 thoughts on “Puisi-Puisi Gilang Sakti Ramadhan”

Tuliskan komentar