Penjara Suci
Di tengah hiruk pikuk kota
Kulangkahkan kaki ini keluar dari zona nyaman Dengan penuh keteguhan hati
Kuniatkan langkah ini menuju JalanNya
Sebuah awal ini
Awal dimana aku kembali beradaptasi
Awal yang aku jalani
Tanpa kesesuaian dengan hati
Kini sebuah keterpaksaan
Telah menjadi keterbiasaan
Berubah menjadi kenyamanan
Yang tak pernah terlintaskan
[button link=”https://sukusastra.com/category/sastra/fiksi/puisi/” type=”big”] Baca puisi-puisi lainnya di sini[/button]
Mimpi
Matahari yang terang
Tertimpa gelapnya malam
Keramaian berganti kesunyian
Alam bawah sadar seketika membawaku terlelap
Bak angin malam telah melarang aku ke luar
Hembusan nafas tenang
Seketika bunga tidur datang menghampiri
Membuat pikiranku terperdaya semata
Sebuah harapan yang besar
Baru saja merasuki jiwa
Penggambaran yang begitu jelas
Membuatku tak lepas untuk bertafakur olehnya
Saat ini kegelapan malam mulai memudar
Silih berganti dengan terangnya mentari pagi
Sebuah harapan besar ilusi bunga tidurku
Agar dapat menjadi sebuah realita
Harapan yang Sirna
Sebuah ambisi setinggi langit
Langkah demi langkah dengan penuh harapan
Menyusuri hidup penuh lika liku
Manifold impian diterjang macam badai
Derasnya air hujan ku lewati
Satu demi satu dahsyatnya prahara
Telah ku susuri
Demi mencapai tujuan ku itu
Namun apalah daya
Seketika harapan itu sirna
Terenggut begitu saja
Hanya karena sebuah kelengahan
Aku ibarat orang tak memiliki tujuan
Bak sebuah tatapan kiasan yang layu
Yang tak pernah menatap ke arah jalan lurus
Menikmati sebuah kegagalan