Menu

Puisi-Puisi F. N. Difa

Penjara Suci

 

Di tengah hiruk pikuk kota

Kulangkahkan kaki ini keluar dari zona nyaman Dengan penuh keteguhan hati 

Kuniatkan langkah ini menuju JalanNya

 

Sebuah awal ini

Awal dimana aku kembali beradaptasi

Awal yang aku jalani 

Tanpa kesesuaian dengan hati

 

Kini sebuah keterpaksaan

Telah menjadi keterbiasaan

Berubah menjadi kenyamanan

Yang tak pernah terlintaskan

 

 

 

[button link=”https://sukusastra.com/category/sastra/fiksi/puisi/” type=”big”] Baca puisi-puisi lainnya di sini[/button]

 

 

Mimpi

 

Matahari yang terang 

Tertimpa gelapnya malam 

Keramaian berganti kesunyian

Alam bawah sadar seketika membawaku terlelap

 

Bak angin malam telah melarang aku ke luar

Hembusan nafas tenang

Seketika bunga tidur datang menghampiri

Membuat pikiranku terperdaya semata

 

Sebuah harapan yang besar 

Baru saja merasuki jiwa

Penggambaran yang begitu jelas

Membuatku tak lepas untuk bertafakur olehnya

 

Saat ini kegelapan malam mulai memudar 

Silih berganti dengan terangnya mentari pagi 

Sebuah harapan besar ilusi bunga tidurku 

Agar dapat menjadi sebuah realita

 

 

 

 

 

 

Harapan yang Sirna

 

Sebuah ambisi setinggi langit

Langkah demi langkah dengan penuh harapan

Menyusuri hidup penuh lika liku

Manifold impian diterjang macam badai 

 

Derasnya air hujan ku lewati

Satu demi satu dahsyatnya prahara

Telah ku susuri

Demi mencapai tujuan ku itu

 

Namun apalah daya

Seketika harapan itu sirna 

Terenggut begitu saja

Hanya karena sebuah kelengahan

 

Aku ibarat orang tak memiliki tujuan

Bak sebuah tatapan kiasan yang layu 

Yang tak pernah menatap ke arah jalan lurus

Menikmati sebuah kegagalan

Tuliskan komentar