Perempuan
Bilur-bilur luka kembali mengores wajah yang sendu itu
Membasahi hati yang kian begejolak
Merana dalam keheningan
Menatap anak dara yang penuh keemasan dalam luka yang tak terkira
Luka itu kembali mengalirkan kebahagian dengan wajah bersimbah darah
Rambutnya kembali berwarna setelah kian kemari menghantam dosa bersama palang itu
Di bawah paha perempuan itu empuk berlinangkan cahaya yang tak pernah padam bersama gelap
Merayuku tuk berbaring bersama waktu
Tetesan mutiara saat beradu tatap
Bersama-sama kami berbisik dalam hati
Aku puas atas yang terjadi hari ini
Kembali perempuan itu menjatuhkan mutiara pada rambutku yang berwarna tanda kebahagiaan yang tak terelakan lagi
Bersama waktu batin kembali bertatap
Perempuan itu menjatuhkan mutiara berwarna merah
Sembari kuucapkan hai wanitaku janganlah sedih
Aku bahagia memilikimu
Kembali paha itu jatuh bresama waktu
Yang adalah menopang anaknya yang terkasih
Besama hati putih itu tuk bercerita sepanjang waktu
Akulah dia yang setia bersama waktu yang berani mengambilnya
Bilur-bilur luka pun hilang menjadikannya cahaya yang menghias mahkota Anak Dara
Malang, 22 november 2020
__________
Embun
Kabarnya telah Kembali bersama embun yang meneteskan kesejukan
Bersama lara itu
Di bukit tua
Salju
Sesak napasku
Meradang bersama waktu ingin kembali bersama embun yang menyejukan
Malang, 21 oktober 2020
__________
Luka
Ibu pertiwi kembali luka
Yang menjadikannya pandemi
Rumah menjadi teman akrab untuk bersua
Banyak manusia yang hilang
Di bawah entah kemana
Rintihan di setiap persimpangan
Mengeluh, berteriak, tetapi tak ada yang dengar
Semuanya menderita
Bersua kembali duduk untuk membicarakan yang namanya pandemi
Tuhan bantu aku, hilangkan penderitaan ini
Biarlah ibu pertiwi kembali bersinar bersama waktu yang abadi
Malang, 15 Agustus 2020
__________
Bulan Sayup
Malam telah kembali menemani bulan yang sayup
Perlahan melangkah dibawa remang-remang pijar
Dalam langkah sejenak mengingat akan luka pertiwi yang kian kemari semakin mengelora
Mendengar rintihan yang semakin nyaring memekakan hati yang ingin bergejolak bersama rintih itu
Kembali langkah itu bergeming lantas beradu tatap bersama waktu menjemput belantara itu
Menghilang di atas kabut
Membawa sukma kembali bersama malam menemani bulan yang sayup
Malang, 20 oktober 2020