Menu

Puisi-Puisi Bela Zakiah Darojat

 

 

Sepucuk Surat Untuk Ayah

Kala itu aku merintih
Di malam yang sendu
Tempat dimana orang-orang menggerutu
Aku hanya bisa diam membisu
Melihat ayah terkujur kaku
Tak bisa ku tahan air mataku
Yang jatuh kian menetes ke pangkuanku
Akan tetapi kalbu dan bibirku
Tak berhenti menyebut-Mu

Namun Tuhan berkata lain,
Hingga aku tak mampu mengadu
Kini ayahku benar-benar terkujur kaku
Langitpun tak bisa menahan,
Bongkahan air yang ada dalam awan biru
Dedaunan pun tak kuat menopang air di dalamnya

Selamat jalan ayahku,
Kau lah cinta pertamaku
Yang selalu mengisi relung hatiku
Kau lah penyebab rinduku
Yang selalu menyisakan waktumu demiku
Dan terimakasih,
Telah bersedia menopang hidupku

 

Purbalingga, 29 November 2021

 

 

 

 

Aku

 

Aku
Bukanlah seseorang
Yang memiliki karomah
Bukan juga
Seseorang yang hebat
Aku juga bukan
Seorang pendekar
Yang bisa merogoh sukma
Bukan juga seorang peri
Yang bisa menghadirkan nuansa indah
Yang terpaut melodi dengan iramanya
Tetapi aku,
Hanyalah seorang pengembara
Yang haus akan ilmu,
Yang haus akan teka teki dalam jendela dunia
Akulah sang pengembara
Kan ku taklukkan dunia
Dengan kekuatan yang ku miliki
Inilah aku,
Dengan segala kekuranganku

 

Purbalingga, 29 November 2021

 

 

 

[button link=”https://sukusastra.com/category/sastra/fiksi/puisi/” type=”big”] Baca puisi-puisi lainnya di sini[/button]

 

 

Setetes Tinta dalam Pesantren

 

Kutuliskan jejak-jejak masyayikh
Dalam setetes tinta
Tersirat makna sebagai pertanda
Meluruskan sukma yang kalbu kemana

Lembaran usang kitab kuning
Yang mengingatkanku pada sebuah tujuan
Sebagai siraman saat senja menyingsing
Rona nya menerbitkan senyuman
Kala lukisan-Nya membius keindahan

Kami, para santri dengan janji suci
Di sudut bilik pesantren
Dengan tatanan jeruji yang terikat janji
Sembari menata mimpi dalam angan kehidupan

Tuhan..
Akulah hitam diantara jutaan putih
Berlutut sujud dalam keimanan
Tersemat harapan agar hati menenang
Selalu ada tawa ketika lara
Namun tak menggugurkan semangat ku
Yang berbalut gairah terus membara
Menjadi sebab sebuah impian yang membeku

 

Purbalingga, 29 November 2021

Tuliskan komentar