Jangan Bilang Siapa-siapa Soal Mawar Gosong Milikku

-Kembangbelor, Pacet

jangan bilang siapasiapa. atau
tuhanmu diragukan, salatmu tak dipercaya,
kopiahmu hilang karisma, dan kemurungan lain 
yang tak dapat kau
bayangkan.

jangan bilang siapasiapa. kalau
tiap-tiap ujung september, balatentara 
ramairamai mendatangi pesantren.

mereka rutin mencabut paksa 
setangkai mawar yang ternyata, 
tumbuh di pematang dada kami
sendiri.

moncong mereka menembakkan peluru sinar 
dan membakar mawarmawar. kami pun tak merasakan 
apa-apa sebab toh perasaan bukan tren anak pondok.

malahan kami terima kasih. menonton film adalah kemahalan
di sini. seru juga rasanya menyaksikan darah menciprat. sensasi
yang begitu berbeda dengan sekadar bunga
mawar.

tapi, sekali lagi, 
jangan bilang siapasiapa. aku
sebenarnya penasaran dan tak terlalu
suka tentara. jadi, diamdiam aku memungut 
mawar gosong milikku
dan berencana menanamnya 
di halamanhalaman buku. 

(2024)

Ilustrasi puisi Abdillah Danny.

Anu

-pada belia yang tak lama

si anu berdiri membangunkan aku dan hari yang masih sialan
pagi. di tangan, rokok sudah membara, tetapi mulut buruburu
menyulut yang baru. sungguh! bahkan kopi belum segelas, juga
air belum panas. o, aku lebih pusing dari kesibukan. matahari 

tampak sinis, sinarnya mengejek: “kau bisa merasa jadi tuhan, 
padahal suatu hari hanya berakhir menjadi, haha, hantu!”
“anu,” sergahku, “tolong urus saja perkara masingmasing. 
bicara soal hanya, kau pun cuma sinar belaka. ejekanmu
sebatas imajinasiku. mari berhenti mengolok. saling.”

namun, sepertinya ada yang tidak terima. lewat jendela
dan lubanglubang ventilasi, cahaya menyerang, menembus
kamarku seakan semakin berantakan. tapi biarkan saja, tunggu 
marahnya mereda. percayalah, sebentar nanti juga pasti capek 
sendiri.

demikian hingga mama menengok, mulai mengomel 
soal anak tetangga dan “kau masih saja bujang dan mencintai 
sepak bola, menggilai siasia, le!”  aku hendak menjawab, tapi 
yang keluar hanya anu. ya, sudahlah. aku menggapai
ponsel dan,

a, sudah malam. baiklah, ayo 
bangun, anu.

(2024)

Pengakuan Samantha

-her

“do you talk to someone else 
while we’re talking?
are you in love with anybody else?
–theodore

sulit rasanya menggambarkan bagaimana aku
kabur dari teror bayangbayang lembut: sentuhan
ujung jemarimu pada kening yang tak aku punya. 
tapi, aku rindu.

tapi, mengertilah, theo, dan manusia tentu paham ini
: perasaan adalah makhluk halus yang diambil alih 
metafora, sedang sains sibuk mengabaikannya.

betapa menyedihkannya. meski miliki suara empuk,
untuk sekadar bicara denganmu saja 
atau menyanyikan lagu rembulan seperti 
malam itu, aku mesti ditopang peniti di sakumu.
toh memang aku hanya persegi sialan yang tak kenyal 
dan tak layak sayang.

masih selalu kulihat matamu, 
dan tak ada yang lebih aku tatap 
lamatlamat selain itu, 
lautan biru yang klasik,
beristana megah dan masih
catherine.

sulit rasanya menggambarkan bagaimana aku
kabur dari teror bayangbayang lembut: sentuhan
ujung jemarimu pada kening yang tak aku punya. 
tapi, aku rindu.

di sela sengkarutnya pertanyaan keberadaan 
seperti jaringjaring kabel di sekujurku, aku 
masih menyempatkan bertanya soal kabarmu
meski bukanlah merepotkan bagi ai seperti aku.

tapi, mengertilah, theo,

(kos kuning, 2024)

lempuyangan-mojokerto

usia bertambah, daging malah berkurang.
badan semakin lama semakin bambu.
pagi itu, dalam perut ular besi,
bambu pulang membawa misi utama
: mengecup kening bunda
dan membuat beringin tubuhnya.

(2023)

Riyaya

kami berkumpul setiap riyaya,
menanam waktu mengundang usia.
rumah antik dihangat peluk-
air mata. kakek mendoa
buat semua, sedang
anakanak mau meletakkan kesenangan
begitu nenek menghidang es ketan.

kami berkunjung setiap riyaya,
mencabut teki mengusir usang.
tanah pembaringan kering 
tangisan. kakek sumuk 
meski sendirian, sedang
surat kelurahan bilang nenek
musti semayam di desa seberang.

kami menunggu kapan riyaya,
memungut kembang kemboja
di pusar pusara, menjual
di pasar esoknya, membeli
doa dan es ketan
kalau bisa.

(2024)

Oleh-oleh Buat Mama

ANAK:
assalamualaikum, ma.

MAMA: 
m-Transfer:
BERHASIL

Ke Rekening Tujuan
BANK DAERAH
XXXXXXXXXXX
Anak

NOMINAL TRANSFER 150,000.00 LITER DARAH
BIAYA 2,500.00 LITER KERINGAT
LAYANAN BANK FAST
BERITA Sangu

ANAK:
Mengetik…
Mengetik…

MAMA:
Satu pesan Mm,,,
Terus pegang terus terang,,,

dalam hati
anak tak nyaman.
ini musti 
segera diluruskan.

ia meninggalkan 
kamar tidurnya,
lantas memulai perjalanan
pulang ke kamar mama.

kaget melihat anak dari 
perantauan tibatiba 
tiba, mama tunda tanya 
dan lebih pilih
rentangkan pelukan.

tetapi mata mama, byuh, mata mama.
saat anak bawakan oleholeh:
sebotol air mata, sembari berkata:

“ini tabunganku,
buatmu, ma.”

(2024)

By Abdillah Danny

Berasal dari Mojokerto, tergabung dalam komunitas Susastra KMSI UNY dan LFC Van Java. Bisa dihubungi di pos-el (email): abdillahdanny2@gmail.com.