Hari Kebangkitan Nasional yang diperingati setiap tanggal 20 Mei memiliki latar belakang sejarah yang sangat panjang, tanggal tersebut muncul dari Hari Lahirnya Boedi Utomo. Pada tahun 1948, Ir. Soekarno menetapkan sebagai Hari Kebangkitan Nasional.

Dr. H. Hilmy Muhammad, M.A yang merupakan anggota DPD RI memiliki perhatian yang sangat kuat agar Hari Kebangkitan Nasional dapat dimaknai sebagai tumbuhnya nilai-nilai patriotisme yang telah di tunjukkan oleh para pahlawan dalam membela tanah air dengan berani mengorbankan jiwa dan raganya.

Lebih lanjut pria yang biasa disapa dengan panggilan Gus Hilmy melalui kegiatan Sosialisasi 4 Pilar dengan tema Menggugah Kebangkitan Santri dalam Momentum Kebangkitan Nasional pada hari Jum’at (19/5) didepan ratusan santri Pondok Pesantren Diponegoro Sleman, Gus Hilmy mengajak para santri sebagai representasi generasi muda untuk membekali diri dengan prinsip hidup.

Dengan prinsip hidup yang dimiliki generasi muda akan tampil dengan hal-hal positif, Gus Hilmy menjelaskan “Pertama, Ashidqu yaitu kejujuran. Kedua, wafa bil ‘ahdi, komitmen/menepati janji. ketiga, ta’awun, kerjasama/komunikatif/solutif”, jelas Gus Hilmy yang juga Pengasuh Pondok Krapyak.

Gus Hilmy menambahkan seseorang dengan kepribadian rendah hati, sikap berani, dan welas asih akan membentuk kepribadian yang soleh. Beliau berharap nanti akan banyak inspirasi, motivasi untuk para santri sebagai generasi penerus bangsa dan negara.

[button link=”https://sukusastra.com/?s=sosialisasi+4+pilar” type=”big” newwindow=”yes”] Baca Juga Artikel Sosialisasi 4 Pilar MPR RI[/button]

KH. Syakir Ali Pengasuh Pondok Pesantren Diponegoro dalam sambutannya menyampaikan terima kasih karena Ponpes Diponegoro ditunjuk menjadi tempat Sosialisasi 4 Pilar. Menurutnya, selama ini pesantren telah banyak menanamkan pendidikan akhlakul karimah dengan kegiatan tersebut maka akan menambah wawasan bagi santri pada waktunya nanti untuk ikut andil membangun bangsa dan negara Indonesia ke depan.

Dalam kesempatan tersebut hadir Dr. H. Muhajir, M.SI Sekretaris PWNU DIY sebagai narasumber yang menyampaikan cara memaknai Hari Kebangkitan Nasional di era saat ini yaitu dengan selalu bersyukur karena terlahir di Indonesia, negeri yang aman dan dapat merawat keberagaman. Kiai Muhajir juga mengutip tentang peran Nahdlatul Ulama melalui Resolusi Jihad Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy’ari, bahwa NU selalu sejak masa perjuangan telah memberikan sumbangsih untuk meriah kemerdekaan dari penjajahan.

Selanjutnya, Ahmad Rafiq, M.A., M.Ag., Ph.D menyampaikan materi tentang peran santri untuk terus membekali diri untuk melanjutkan estafet kepemimpinan di masa mendatang. Maka selain mengaji santri juga harus cakap dalam berorganisasi, dengan belajar di pondok pesantren kedua bekal tersebut dapat di raih oleh santri, sehingga pada waktunya akan siap menjadi pemimpin membangun Indonesia.

Tuliskan komentar