Menu

Pentingnya Mengoptimalkan Sosial Media sebagai Saluran Karya | Tri Prasetyo

“Pentingnya Mengoptimalkan Sosial Media sebagai Saluran Karya Bagi Penulis” menjadi tema besar yang diangkat Tri Prasetyo dari penerbit Gradien Mediatama di hadapan para siswa dan guru SMK Sumatera 40 Bandung dalam acara Talkshow Buku ONLY YOU dan Bincang Penulisan-Penerbitan Terkini yang berlangsung kemarin (26/10/2017). Program ini diselenggarakan pihak Yayasan Sekolah dalam rangka Sumpah Pemuda dan Peringatan Bulan Bahasa serta sebagai bagian gerakan literasi yang sedang digalakkan di sekolah.

Lahirnya buku-buku best seller dari penulis muda yang bersumber dari sosial media dan media online seperti wattpad, tumblr, blog, instagram, twitter, dan lain sebagainya sejatinya menjadi hal yang menarik untuk dicermati sekaligus menjadi peluang yang bisa dimanfaatkan.

Salah satunya adalah novel fiksi remaja “ONLY YOU” yang ditulis oleh YustikaM, siswi kelas 2 SMK Sumatera 40 Bandung ini. Sebelum diterbitkan di Gradien Mediatama menjadi buku, ia sudah memanfaatkan media online wattpad sebagai saluran hobinya dalam menulis cerita fiksi di “ONLY YOU”. Ternyata, cerita yang ditulisnya mendapatkan respon luar biasa dari pembacanya dan sudah dibaca 7,6 juta kali di wattpad. Ia bahkan tidak menyangka jika kemudian penerbit Gradien Mediatama menawarkan kerjasama untuk ceritanya tersebut diterbitkan menjadi sebuah buku. Begitu terbit dan terdistribusi di pasar buku nasional, dalam kurun waktu kurang dari 5 bulan, “ONLY YOU” sudah mengalami cetak ulang ke-3.

Memang, sudah ada perubahan gaya menulis dan media yang digunakan. Jika dulu gaya menulis lebih cenderung menjadi sesuatu yang terkesan “berat” dan hanya bisa dinikmati pembaca nanti setelah diterbitkan menjadi buku, kini bagi anak remaja sekarang lebih cenderung menulis dengan gaya spontan dan langsung dipublish di sosial media sehingga langsung bisa dinikmati sekaligus direspon oleh pembacanya. Dari respon-respon pembaca inilah selera dan minat pembaca bisa diukur langsung oleh penulis dan penerbit. Yang menarik, asalkan mereka disiplin, konsisten, dan memahami karakter sosial media tersebut, maka personal brandingnya akan terbangun dengan sendirinya. Sehingga mereka tidak perlu lagi menawarkan diri ke penerbit, melainkan justru akan dicari penerbit. (TP)

Tuliskan komentar