Tuhanmu menendangku.
Sebab, aku tak suka dansa.
Katanya aku pengacau pesta.
Di sudut surga
aku menikmati cantikmu.
Setiap kali kau menari,
akulah yang merayu para perdu
hingga meranggas bunga-bunganya.
Namun, goyangmu terlalu seru,
mengibas bunga-bungaku dari gerai rambutmu.
O Maria, Si Ratu Dansa…
Akankah kita bercinta?
Tiap malam
seribu tanya mengepung kepalaku.
Apakah surga jadi tempat menghibur dirimu
dari suami yang tak tahu diri?
Kudengar suamimu sibuk memetik mana di Palestina.
Pantas dia lupa menyambangi pemakaman anakmu!
Lupakan suamimu.
Rebahlah di hampar kitabku
yang sedia selalu menghijauimu.
Bila nanti mazmurku menjelma dalam rahimmu,
takkan kubiarkan dagingnya disantap manusia
Kita bisa bahagia, Maria.
Tapi, tidak di surga
Tapi, tidak di surga
Jogja, 2020