Menu

Pameran Seni Raba Menggambar Suara

Pameran Seni Raba Menggambar Suara

IVAA dan Wayang Limbah Ki Samidjan

 

Pameran Seni Raba Menggambar Suara berlangsung dari 15 Juni – 15 Juli 2022 (pembukaan pukul 19.00-21.00 WIB, seterusnya selama jam kerja), bertempat di Indonesian Visual Art Archive (IVAA) Yogyakarta. Pameran ini merupakan kerjasama IVAA dengan Wayang Limbah Ki Samidjan Yogyakarta, menampilkan karya-karya seni rupa dari seorang yang terlahir disabilitas netra.

Muhamad Haryanto, disapa Nanang, adalah seniman pencipta karya-karya berupa lukisan bunyi/gambar suara. Karya-karya itu ia namai Seni Raba karena diciptakan dan dinikmati dengan cara diraba. Pilihan untuk melukis bunyi muncul dari pengalamannya berkomunikasi dengan gadget dengan program pengalih teks menjadi suara, dan sebaliknya; dan pengalaman non disabilitas yang menyampaikan pesan melalui gambar maupun aksara. Gambar TV dan tulisan TV berbunyi TV. Aksara tak lain adalah gambar suara, bagi orang awas, menulis adalah menggambar suara. Gambar suara yang lazim dikenal seperti hijaiyah (Arab), hanacaraka (Jawa), latin, dan kanji (Cina/Jepang) di atas kertas tak bisa diraba. Nanang mengenal gambar suara yang bisa diraba dan tetap bisa berbunyi. Menggunakan tafsir aksara sebagai gambar suara, Nanang berkreasi menyuarakan suara batinnya sebagai disabilitas netra untuk berkomunikasi dengan siapa saja. Tujuannya sederhana, agar dunia disabilitas dimengerti non disabilitas dengan empati dan semangat emansipasi, hingga tercipta hubungan-hubungan yang lebih baik.

[button link=”https://sukusastra.com/category/sastra/nonfiksi/” type=”big” newwindow=”yes”] Baca Juga Kumpulan Artikel Suku Sastra[/button]

Gambar-gambar suara itu dikuratori oleh Prof. Dr. M. Dwi Marianto (ISI Yogyakarta), antara lain berjudul 1) Jangan Putus Asa, 2) Bahaya Tuna Rasa, 3) Kita Semua Setara, 4) Tuna Rasa Tidak Bisa Rasis, 5) Kamu Baik Maka Kamu Cantik, Kamu Budiman Maka Kamu Tampan, 6) Ajining Dhiri Dumunung Ing Pakarti, 7) Hati-hati Eksploitasi, 8) Jadilah Mandiri Jangan Mau Dikasihani, dan 9) Jadi Tuna Netra Tidak Boleh Mudah Lupa.

Selain karya-karya Nanang, beberapa karya pendamping juga digelar atas permintaan Nanang, sebagai penghormatannya kepada mitra belajar yang berproses bersamanya menciptakan seni raba, antara lain 1) Wayang Purwa Gagrag Yogyakarta, tokoh Antareja; 2) Wayang Kethoprak, tokoh Panembahan Senopati; 3) Wayang Transgender, tokoh Betari Jaluwati; 4) Wayang Pangan, yang disajikan berupa lukisan ramah disabilitas netra, 5) Wayang Pinggiran, tokoh perempuan. Kelimanya kreasi tim Wayang Limbah Ki Samidjan yang berbahan barang bekas pakai.

Pameran ini dibuka dengan Pementasan Wayang Disabilitas, yang mana Nanang sebagai perancang perupaan wayang; sumber cerita; dan pelakon (dalang). Pementasan bertajuk Desta Milenial ini diselenggarakan dengan menyuguhkan suasana dunia disabilitas netra bagi penonton. Juga dimeriahkan dengan diskusi seputar isu advokasi disabilitas (24 Juni 2022) dan seni disabilitas (15 Juli 2022).

 

PAMERAN SENI RABA MENGGAMBAR SUARA

Oleh Nanang (Muhammad Haryanto)
Dikuratori oleh M. Dwi Marianto

Kolaborator :
Ki Samidjan
Bu Kawit
Bodhi IA
Kus Sri Antoro

Pembukaan Pameran & Pementasan Wayang Disabilitas
Rabu, 15 Juni 2022
19.00 WIB
Indonesian Visual Art Archive
Gang Hiperkes 188 A-B Jalan Ireda, Keparakan, Kec. Mergangsan, Kota Yogyakarta

Pameran berlangsung 15 Juni – 15 Juli 2022
Senin-Jumat 09.00 – 17.00

Rangkaian Acara
15 Juni – Pembukaan Pameran & Pementasan Wayang Disabilitas
24 Juni – Diskusi Terbuka: Advokasi Disabilitas
15 Juli – Diskusi Terbuka: Seni Disabilitas

Tuliskan komentar