Uterus, Antologi Puisi Kedung Darma Romansha

Uterus, Antologi Puisi Kedung Darma Romansha

Berita Jogja, 2015 – Bincang-bincang hangat malam itu diawali oleh An Ismanto yang menyoroti corak lokalitas penyair dalam setiap puisi-puisinya. Kritikus sekaligus sejarahwan itu mempertanyakan puisi milik Kedung yang tidak menonjolkan suatu identitas tertentu. Padahal menurutnya, lokalitas adalah sarana yang menarik untuk diangkat.

Ya, malam itu, Rabu (25/2), di Ruang Seminar TBY sedang berlangsung peluncuran antologi puisi karya Kedung Darma Romansha yang bertajuk Uterus. Sebuah diskusi yang diadakan untuk mengapresiasi sekaligus mengkritisi ke-40 puisi dalam Uterus, milik penyair asal Indramayu tersebut.

Seperti judulnya, Uterus yang secara harafiah berarti rahim ingin merepresentasikan sebuah tempat untuk memproses seorang manusia sebelum ia dilahirkan ke dunia.

“Bisa dibilang, tidak banyak kebaruan dalam kumpulan puisi ini. Gaya bertutur secara lisan terasa kuat namun tidak banyak menyisakan ruang untuk pembaca,” Ujar Si Mbah, sapaan akrab An Ismanto.