Putih
Hidupku
Tenang bersama air
Hanyut terbawa bersama dzikir
Ku diam meminta ingin
Menengadahkan pada Ilahi
Berdiri menatap sajadah
Membungkuk dengan jari dan kening
Seakan menyatu dengan bumi
Aku duduk dengan sepenuh hati
Ibuku
Kau lentera dalam hidupku
Ketulusan hatimu memancar kepadaku
Kau ikhlas dalam merawatku
Tak mengharapkan imbalan dari diriku
Kau sembunyikan rasa lelahmu
Dalam senyum manismu itu
Sungguh mulia hatimu
Bagaikan malaikat tak bersayap dalam hidupku
Hati yang Pergi
Hari demi hari kita lewati
Susah dan senang telah kita jalani
Mengikat erat rasa cinta dihati
Berjanji untuk saling menemani
Namun kini hanya sebuah kenangan
Separuh hati memilih menyudahkan
Memutuskan rasa tanpa alasan
Tak memikirkan hati yang ditinggalkan
[button link=”https://sukusastra.com/category/sastra/fiksi/puisi/” type=”big” newwindow=”yes”] Baca Kumpulan Puisi Suku Sastra[/button]
Kembali Bertemu
Kita yang pernah jauh
Sejauh isya dengan subuh
Kita yang pernah membisu
Tanpa kabar yang terbaru
Namun…
Kini kita bertemu kembali
Tanpa dinanti nanti
Karena takdir telah terjadi
Kau menyapaku dengan tutur lembutmu
Ternyata kau masih seperti yang dulu
Kau kembali mengungkit masa lalu
Yang telah usang tertutup debu
Kelabu
Ku berjalan ditepi harapan
Entah akan ku sandarkan pada siapa
Gelap, terang, semu telah ia berikan
Lari, diam, terpukul bercampur jadi ikatan
Sendiri ditengah bayangan
Ku kejar sampai kepayang
Diam tak bersuara
Berlinang jatuh basahi mata
0.5
5
1
1.5