Mengapa bulan Oktober sering digunakan untuk memperingati bulan Bahasa? Hal tersebut berawal dari sejarah pada tahun 1928 silam, yakni peristiwa Sumpah Pemuda. Pada saat itulah bahasa Indonesia dinyatakan lahir, melalui Ikrar para pemuda Nusantara yang berbunyi “menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia”. Melalui sejarah tersebut, maka bulan Oktober sering diperingati sebagai bulan Bahasa.
Bagi mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia, mungkin peringatan bulan Bahasa sudah tidak asing lagi. Seperti Keluarga Mahasiswa Sastra Indonesia (KMSI)UNY yang telah mengadakan peringatan bulan bahasa sejak tahun 2016. Pada saat itu Kepala Suku (sebutan untuk ketua di KMSI) dijabat oleh Arif Budiman. Ia mencetuskan kegiatan tersebut supaya bulan bahasa dapat menjadi wadah bagi para mahasiswa untuk berkarya dan menunjukkan bakat mereka di bidang bahasa dan sastra.
Sejak awal pencetusan kegiatan tersebut, bulan bahasa menjadi agenda rutin KMSI UNY. Terhitung sejak tahun 2016, maka dapat dikatakan jika bulan bahasa telah memasuki tahun ketiga. Pada tahun 2018 ini, KMSI UNY akan memperingati bulan bahasa dengan mengadakan serangkaian acara. Di dalam pembukaan serangkaian bulan bahasa tersebut akan diadakan Malam Puisi, yang akan dilaksanakan pada tanggal 11 Oktober 2018.
Malam Puisi tersebut akan mewadahi para mahasiswa untuk berekspresi melalui bahasa. Ekspresi tersebut akan diwujudkan melalui pembacaan puisi oleh mahasiswa KMSI se-DIY dan beberapa mahasiswa yang berasal dari jurusan Bahasa di UNY. Harapannya Malam Puisi akan menjadi sarana untuk memperkenalkan tema yang diusung oleh KMSI UNY, yakni “Dengan Bahasa Kita Ada”.
Rangkaian acara yang kedua dalam peringatan bulan bahasa tersebut yakni Sekolah Sastra. Kegiatan tersebut akan dilaksanakan di Taman Baca Masyarakat (TBM) Anak Brilian, yang beralamat di Paten, Tridadi, Sleman, DIY pada 21 Oktober 2018. Harapannya dengan adanya Sekolah Sastra kita dapat meningkatkan kemampuan literasi masyarakat sekitar DIY. Dengan demikian, Sekolah Sastra dapat menjadi sarana untuk meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap bahasa.
Sebagai sarana untuk mewadahi karya, bulan bahasa KMSI UNY juga mengadakan Apresiasi Karya yang akan dilaksanakan pada tanggal 26 Oktober 2018. Di dalam acara tersebut, kami mengumpulkan karya dari mahasiswa Sastra Indonesia UNY. Karya tersebut dapat berupa cerpen maupun puisi yang siap untuk diapresiasi. Apresiasi karya tersebut akan dibersamai oleh Prof. Dr. Suminto A Sayuti yang merupakan guru besar Sastra Indonesia UNY.
Sebagai puncak dari bulan bahasa tersebut, akan diadakan pementasan teater dari kelompok teater mahasiswa Sastra Indonesia angkatan 2016, yang diberi nama Teater Mirat. Pementasan tersebut akan dilaksanakan pada tanggal 30 Desember 2018 di Concert Hall, Taman Budaya Yogyakarta (TBY). Judul naskah yang akan dipentaskan yakni Mangir karya Pramoedya Ananta Toer. Pementasan tersebut akan menampilkan aktualisasi naskah Mangir pada zaman sekarang. Harapannya dengan pementasan tersebut, bahasa dapat menjadi wadah untuk berekspresi dan mengaktualisasikan diri.
Serangkaian acara tersebut diharapkan menjadi bentuk apresiasi terhadap perkembangan bahasa dan sastra, memperkenalkan berbagai bahasa dan sastra kepada masyarakat luas, serta meningkatkan eksistensi teater mahasiswa.