Melawat ke Kota untuk Merawat Sajak
: untuk Rachmat Efendi
aku melawat ke kota untuk merawat sajak kita, namun
berbeda dengan kampung halaman kita—yang dingin dan
sunyi. kota ini terlalu banyak waktu berlalu, ramai bersemai
dan pagi selalu lebih dulu pergi sebelum sempat
kumimpikan masa mudamu; sendirian melawat
aku membaca pesanmu di suatu malam, dan kau berkata
bahwa masakan ibu terlalu banyak; untuk kalian berdua.
kau tanya kapan bisa aku bantu menghabiskan
sepiring nasi dengan lauk tempe goreng kesukaanku
aku tak bisa menjawabnya, dan kau mulai bercerita
tentang lampu kamarku yang tak pernah padam
malam lain berubah dan merebahkan bulan,
pada kembar alis ibu, sungai yang sepi tercipta
di kelopaknya, dan kau menyelami sungai itu
berbisik lebih sepi dari apapun; “Anakmu rindu.”
maka kau tanggalkan gambar-gambar tanganku
pada gembur tangisan rindu ibu.
aku mulai ingat gemulai ibu menyentuh segala yang melekat
di badanku; lebih lembut dari kipas, lebih ringan dari kapas
aku juga ingat bau masakan yang menyengat
sehabis aku hilang ingatan tentang makan siang
sebab layang-layang putus dan mulai putus asa
ah, ingatanku sangat tajam tentang ibu, tentang abai dan buai
bahkan ibanya kecewa dan abu-abunya perasaanku
ayah dan ibu, aku melawat ke kota untuk merawat sajak kita
2017
*) Alfin Rizal. Mahasiswa ISI Yogyakarta, aktif di Radio Buku Yogyakarta
3.5
1
5
3
2