Kris Budiman. Lahir di Bogor, Jawa Barat, 19 Desember 1964. Menamatkan studi sarjana hingga doktoral di UGM, masing-masing di Program Studi Sastra Indonesia, Program Studi Antropologi, dan Program Studi Kajian Budaya dan Media. Selain mengajar, Kris Budiman aktif berkesenian dengan menulis, membaca, dan mendiskusikan puisi di Museum Rumah Budaya Tembi atau mengadakan riset arkeologis bersama Gerombolan Pemburu Batu (Bol Brutu). Karya-karyanya yang telas terbit adalah Wacana Sastra dan Ideologi (Pustaka Pelajar, 1994), Feminografi (Pustaka Pelajar, 1996), Kosa Semiotika (LKiS, 1999), Feminis Laki-laki dan Wacana Gender (IndonesiaTera, 2000), Di Depan Kotak Ajaib: Menonton Televisi Sebagai Praktik Konsumsi (Galang Press, 2002), Jejaring Tanda-tanda: Strukturalisme dan Semiotik dalam Kritik Kebudayaan (IndonesiaTera, 2004), Ikonisitas: Semiotika Sastra dan Seni Visual (BukuBaik, 2005), Pelacur dan Pengantin adalah Saya: Sastra dalam Perspektif Semiotik dan Feminis (Pinus, 2005), Lumbini: Sebuah Novel (Jalasutra, 2006), Semiotika Visual: Konsep, Isu, dan Problem Ikonitas (Jalasutra, 2011), Relief Kekasih: Sketsa dan Puisi (Kanisius, 2012), Dari Dee ke Leo Kristi (JBS, 2017), Bentang Tubuh, Batu dan Hasrat (Nyala, 2018), Sesudah Ekskavasi (Leutikapro, 2018), dan Tanah Putih (KPG, 2019). Kini ia tinggal di Yogyakarta.
[button link=”https://sukusastra.com/category/sastra/tokoh/” type=”big” newwindow=”yes”] Baca Juga Tokoh-Tokoh Sastra[/button]