Menu

Kisah Ini Belum Usai | Puisi-Puisi Fiana Winata

Kisah Ini Belum Usai

Taklif hati ini hanya pada yang Kuasa
Berharap nirmala bahagia
Asmaraloka menjadi adiwarna
Adiwarna dalam indahnya nayanika
Nayanika menyimpan ribuan asa dan cinta

Bukittinggi, 11 Agustus 2021

 

 

 

 

 

 

 

Meraki Sang Pujangga

Asmaraloka untaian cinta
Derana berharap nirmala
Asma-Nya hadir menguatkan setiap doa
Dayita melangitkan cinta

Dalam puisi ber kisah segalanya
Hadirnya melengkapi sukma
Diksi dan pujangga tak mungkin berbeda
Keduanya setia saling menjaga

Hari ini dunia berteriak membabi-buta
Fakta tak sejalan dengan logika
Abstrak hadir dimana-mana
Alurnya penuh fatamorgana

Pujangga hanya terdiam merangkai kata
Berharap dunia kembali tertawa
Bukan masanya angkat senjata
Dunia mulai berperang dengan logika

Dayita melangitkan asa tulus meminta
Dayita melangitkan rasa berharap sua
Akankah diri memeluk nirmala
Setelah hujan badai datang menerpa

Goresan ini nukilan senja
Berharap berganti mentari bersahaja
Ada harap yang menggebu manja
Namun semesta penentu segalanya

Bukittinggi, 2 September 2021

 

 

 

[button link=”https://sukusastra.com/category/sastra/fiksi/puisi/” type=”big” newwindow=”yes”] Baca Kumpulan Puisi Suku Sastra[/button]

 

 

 

Adorasi

Mengalah dan dikalahkan bukanlah suatu pembuktian
Mengalah menjadi penegas dalam kedewasaan
Dikalahkan bukan berarti harus terpuruk dalam keadaan
Semua kembali pada jiwa penuh dewasa
Saat jiwa tak bersua kenyamanan
Tibalah masanya untuk melepaskan
Merdekamu adalah suatu kewajiban
Biarkan cinta palsu jatuh pada lembah kemunafikan
Bukannya tak peduli dan penuh kepalsuan
Asmaraloka ini melangitkan harapan
Inilah adorasi dalam kehidupan
Melepaskan untuk tidak kembali dalam duka

Bukittinggi, 6 September 2021

 

 

 

 

 

 

Dama Terpendam

Buana menyimpan rahsia Tuhan
Segala ketetapan bukti perjalanan
Rangakaian episode harus dijalankan
Jatuh bangun mewarnai kesabaran

Haruskah mulut terbungkam tertahan
Saat dayita mulai dinampakkan
Melihat langit yang sama sungguh menawan
Tapi tidak saling berhadapan

Sarayu bertiup menyejukkan kesedihan
Membangun percaya dan kesetiaan
Dama ini masih enggan diucapkan
Tapi bayangmu nyata ada dihadapan

Rembulan saksi ikhtiar dilangitkan
Mentari saksi langkah ditekadkan
Menatap langit menaruh harapan
Melangitkan doa dalam manisnya iman

Bukittinggi, 8 September 2021

 

 

 

[button link=”https://sukusastra.com/category/sastra/fiksi/puisi/” type=”big” newwindow=”yes”] Baca Kumpulan Puisi Suku Sastra[/button]

 

 

 

Putih Abu-Abu

Saat itu dalam kepolosan
Belum terjamah palsunya kehidupan
Pandanganku bicara kesempurnaan
Menata langkah untuk masa depan

Aktif tak mau diam
Narasi menolak kemungkaran
Dalam hati hanya bicara kepastian
Menolak yang tak sepaham

Saat itu dalam ruang osis penuh kenangan
Ada bulir rasa yang diucapkan
Sadar akan rasa yang sejalan
Menerima kasih penuh harapan

Masa itu putih abu-abu
Manisnya selalu abu
Bukan dia ketetapan Tuhan
Tapi kisahnya selalu terkenang

Masa itu putih abu-abu
Hadirnya melengkapi kisahku
Belajar mengejar masa depan
Menata rasa untuk menundukkan pandangan

Bukittinggi, 11 September 2021

 

 

No Responses

Tuliskan komentar