Menu

Keadilan dalam Pancasila Sebagai Nilai Unggul Santri

Sosialisasi 4 Pilar MPR RI: Keadilan dalam Pancasila Sebagai Nilai Unggul Santri

Kulon Progo–Peluang bagi santri di era pembangunan saat ini sangat luas, oleh karenanya dibutuhkan santri yang memiliki kemampuan di berbagai bidang tidak hanya keagaaman. Hal tersebut disampaikan oleh Dr. H. Hilmy Muhammad di depan para santri di Pondok Pesantren Pesawat Wates Kulon Progo (18/7).

Sebagai anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) pria yang biasa disapa Gus Hilmy tersebut hadir dalam rangka memberikan sosialisasi kepada para santri mengenai Empat Pilar MPR RI. Acara ini menghadirkan Miko Cak Coy Pathok Negoro sebagai representasi santri millenial yang memiliki keahlian dibidang dakwah dan seni.

Dalam sambutannya, K. Muhammad Dzakiul Hikam, perwakilan pengasuh Pondok Pesantren Pesawat mengingatkan bahwa peserta sosialisasi ini adalah angkatan pertama Madrasah Aliyah di Pondok Pesantren al-Qur’an Wates. Beliau mengharapkan para santri menjadi generasi emas yang akan memimpin Indonesia pada tahun 2045.

“Panjenengan semua adalah santri masa kini yang harus siap menjadi pemimpin di masa depan. Oleh karenanya dari sosialisasi hari ini diharapkan panjenengan memiliki semangat berbangsa yang lebih baik dan wawasan luas tentang kebangsaan, pada saatnya nanti menjadi pemimpin,” Jelas Kiai Hikam kepada santri.

Selanjutnya, Dr. H. Hilmy Muhammad, MA, sebagai anggota MPR RI, tujuan mensosialisasikan Empat Pilar MPR RI, yaitu Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD NRI 1945).

Gus Hilmy menambah sosialisasi ini diperuntukkan khusus bagi pesantren dan universitas. “Beberapa kampus dan pesantren telah kami kunjungi dalam kegiatan sosialisasi Empat Pilar diantaranya UNY, UPN, STAI Yogyakarta, Alma Ata, UNU Yogyakarta, dan Pesantren al-Munawwir Krapyak, Annur Ngrukem, Al-Imdad,” jelas Katib Syuriah PBNU tersebut.

[button link=”https://sukusastra.com/?s=sosialisasi+4+pilar” type=”big” newwindow=”yes”] Baca Juga Artikel Sosialisasi 4 Pilar MPR RI[/button]

Sosialisasi Empat Pilar mengangkat tema Perwujudan Keadilan Sosial dalam kehidupan santri. Menurut Gus Hilmy konsep adil menjadi karakter yang tumbuh dikalangan santri dan di lingkungan pesantren, sehingga nilai keadilan itu bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

“Menerapkan keadilan sosial sudah dijalankan para santri. Hal tersebut menjadi nilai unggul bagi santri sebagai generasi masa depan dan garda terdepan bangsa”, kata Gus Hilmy.

Keadilan juga dapat dijalankan ketika bekerja maupun saat beribadah yaitu dengan pandai mengatur waktu sehingga dapat bermanfaat. Keadilan bisa diterapkan oleh para santri salah satunya dengan mengaji pada jam yang telah ditentukan oleh pondok dan beristirahat sesuai aturan pondok adalah contoh perilaku yang adil.

Sejalan dengan penjelasan Gus Hilmy, Miko Cak Coy Pathok Negoro, melanjutkan poin dari Gus Hilmy dengan menyebutkan bahwa di tradisi pesantren dan PBNU, nilai-nilai Pancasila sangat dijunjung tinggi sebagai landasan kehidupan bersama.

Nilai-nilai tersebut tercermin dalam setiap elemen tradisi sehari-hari, termasuk dalam acara tahlilan. Melalui sila pertama, kita diajarkan untuk hanya menyembah Allah SWT dan merasa bertanggung jawab atas perbuatan dan akhlak kita dalam menjalani kehidupan. Sila kedua, kemanusiaan yang adil dan beradab, selalu diaplikasikan dalam perilaku sehari-hari, seperti dalam tradisi beradab njawani. Persatuan Indonesia, yang tercermin dalam sila ketiga, selalu ditanamkan dan dijaga dengan baik oleh pengurus pesantren serta seluruh santri. Tradisi membaca satu bacaan bersama-sama menunjukkan kesatuan dalam beragama. Sila keempat, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, tercermin dalam pembelajaran yang diberikan oleh pengurus pesantren. Sedangkan sila kelima, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, menjadi nilai yang kuat dan selalu dipraktikkan dalam acara tahlilan.

[button type=”big” color=”green”] Baca Juga: SANTRI SEBAGAI AGEN PENTING DALAM PENERAPAN NILAI-NILAI PANCASILA DI MASYARAKAT[/button]

Dalam negara yang terdiri dari berbagai etnis dan agama seperti Indonesia, dengan filosofi Bhinneka Tunggal Ika sangat relevan. Bahkan dalam keluarga kecil pun terdapat perbedaan yang perlu diapresiasi dan dihargai. Oleh karena itu, saling apresiasi menjadi kunci untuk merajut perbedaan dan memperkuat hubungan antar sesama.

Cak Coy mengajak para santri untuk menjadi pribadi yang mampu tampil dengan kemampuannya selama menimba ilmu di pesantren, “Ayo konco-konco santri, kudu sregep ngaji, prihatin dan selalu menjaga perilaku kepada guru serta menumbuhkan kecintaan pada tanah air Indonesia, insya Allah panjenengan akan menjadi generasi terbaik”, ungkap pendakwah yang juga dalang tersebut.

Tuliskan komentar