Hidup
Ketika hidup memimpikan hidupnya sendiri
Hanya suara air jatuh dari sisa-sisa hujan kemarin yang terdengar
Dedaunan yang melambai ditiup angin hanya termenung memikirkan
Jawab apa kiranya yang tepat kepada sang hidup
Kemudian hidup menangis dan bersimpuh
Hanya isak tangisnya yang terdengar bersahutan dengan gemericik air sisa hujan semalam
Dia rindu…
Hidup merasa setelah dia ada, hanya ada untuk disakiti dan dikhianati
Dia tidak menghendaki terlalu banyak
Dia hanya ingin dicintai
Dan disetiai
Kemudian hidup berdiri
Lalu dengan sisa-sisa tenaganya
Dia melambai pada pantai, pada gunung, pada pepohonan dan bebatuan
Dia tersenyum dengan ikhlas
Dia gembira, bahwa dengan adanya dia
Ada yang kemudian mengikutinya
Yang kini sedang duduk dekat dengannya
Kemudian sambil memeluk tubuh rentanya
Sang pengikut tersenyum
Kemudian mengajaknya pergi
Sebelum pergi
Sang hidup tersenyum sambil berkata
“mari maut, aku akan ikut…”
[button link=”https://sukusastra.com/category/sastra/fiksi/puisi/” type=”big”] Baca puisi-puisi lainnya di sini[/button]