Festival Literasi, Festival Sastra, Festival Buku di Indonesia

Festival Literasi, Festival Sastra, Festival Buku di Indonesia

  1. Kemah Wisata Api Literasi

Kemah Api Literasi adalah salah satu semangat masyarakat dan kreativitas kalangan penggiat literasi yang secara sukarela berupaya mendorong peningkatan minat dan kesempatan membaca untuk seluruh lapisan masyarakat dalam bentuk pertemuan, perlombaan dan pementasan seni serta produk literasi.

Sejalan dengan visi Bupati dan Wakil Bupati Lebak periode 2019-2024 untuk menjadikan Lebak sebagai salah satu destinisai wisata unggulan nasional yang berbasis keunggulan lokal, maka nama kegiatan Kemah Api Literasi untuk tahun kedua ini menjadi Kemah Wisata Api Literasi Tahun 2019 (KAWAL 2019) dengan mengedepankan potensi wisata dan literasi wisata sebagai tema utamanya.

Kegiatan Kemah Wisata Api Literasi dilaksanakan di Kecamatan Sobang, Desa Ciparasi, Lebak-Banten, pada bulan Juli.

 

  1. Festival Sastra Bengkulu

Separuh lebih peserta Festival Sastra Bengkulu adalah anak muda, yang sebagian besar dari Bengkulu. Mereka diharapkan menjadi benih-benih yang akan menyuburkan dunia sastra di kota ini.

Kegiatan yang diselenggarakan pada bulan September ini dibagi dalam dua kelompok. Kelompok pertama ditujukan untuk peserta sastrawan dan penulis nasional dan luar negeri. Panitia mengundang penulis dengan proses kurasi. Para penulis dan sastrawan disyaratkan mengirim karya kepada panitia, lalu karya-karya itu akan diseleksi oleh tim kurator.

Kelompok kedua ditujukan bagi para para pelajar dan mahasiswa Bengkulu yang berusia maksimal 25 tahun. Penjaringan penulis muda itu akan dilakukan oleh kurator nasional.

 

  1. Mandar Writers and Culture Forum

MWCF memiliki sederet agenda kegiatan yang menarik. Di antaranya adalah Temu Penulis, Kemah Literasi, Peluncuran Buku, Pesta Buku, Workshop Penulisan Cerpen, Workshop Penulisan Puisi, Workshop Penulisan Essay, Mengeja Aksara Lontar, dan Seminar Budaya Milenial.

Kegiatan ini bertujuan untuk memberi ruang kepada masyarakat yang punya potensi menulis sekaligus menjadi pemantik maju dan berkembangnya budaya menulis yang arahnya menuju lestarinya kebudayaan.

MWCF biasa digelar di Pantai Dato Majene pada bulan Oktober.

 

[button link=”https://sukusastra.com/category/sastra/nonfiksi/” type=”big” color=”red”] Baca Kumpulan Artikel Suku Sastra[/button]

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tuliskan komentar