Seorang pangeran telah sampai pada usia matang untuk menikah. Tetapi ia hanya menginginkan seorang putri raja yang sempurna. Kesempurnaan itu tentu menurutnya dia sendiri. Sudah berkali-kali ia ditawari oleh ayahnya dengan seorang gadis, namun ia tetap menolak.
Pangeran pun melakukan perjalanan mengelili dunia untuk menemukan putri yang diidamkannya tersebut. Akan tetapi, ia tak menemukan apa-apa. Di matanya, selalu ada sesuatu yang kurang sempurna pada setiap putri raja yang ditemuinya. Seperti apa kesempurnaan yang dimaksud, tak ada yang dapat mengetahuinya. Sebab, soal cinta yang bisa dirasakan oleh dua manusia yang sedang dimabuk asmara.
Putus asa dengan usaha itu, ia memutuskan untuk pulang kembali ke istananya dan merasa sangat sedih karena tidak menemukan apa yang dicarinya. Bagaimanapun ia harus lekas menikah. Usia sudah matang, dan ia membutuhkan membangun keluarganya sendiri. Dan lagi pula, ia harus memiliki penerus kerajaan. Kelak, jika ia sudah tiada, anaknya telah siap menjadi raja. Seperti ia yang akan menggantikan ayahnya.
Pada suatu malam turunlah hujan badai yang sangat keras, kilat dan guntur beserta hujan turun dengan deras sekali; malam itu sungguh menakutkan. Di tengah-tengah badai, terdengar seseorang mengetuk pintu istana, dan ayah pangeran yang menjadi Raja waktu itu, keluar membuka pintunya sendiri untuk tamu tersebut. Melihat penjaganya sedang menghangatkan diri, tak tega menyuruh mereka.
Di balik pintu istana, seorang Putri yang sangat cantik berdiri, kedinginan dan basah kuyup. Air mengalir dari rambut dan pakaiannya yang masih basah. Kepada raja, putri tersebut mengaku bahwa dia adalah Putri yang sempurna. Seketika seisi istana geger oleh putri tersebut. Malam yang menakutkan menjadi malam yang penuh penasaran.
“Kita akan segera mengetahui apakah yang dikatakan oleh Putri tersebut benar atau tidak,” pikir sang Ratu, tetapi ia tidak berkata apa-apa.
Dia masuk ke dalam kamar tidur, mengeluarkan seprei yang mengalas tempat tidur yang akan dipakai oleh sang Putri dan menaruh sebutir kacang polong di atasnya. Ia memerintahkan pengawalnya untuk menumpuk kasur sebanyak dua puluh kasur, yang diletakkan di atas sebutir kacang polong. Di atas kasur itu, putri yang mengaku sempurna itu dipersilakan tidur.
Di pagi hari, mereka menanyakan apakah sang Putri tidur nyenyak di malam itu.
“Oh saya sangat susah tidur!” kata sang Putri. “Saya sangat sulit untuk memejamkan mata sepanjang malam! Saya tidak tahu apa yang ada pada ranjang itu, saya merasa berbaring di atas sesuatu yang kasar, dan seluruh tubuh saya pegal-pegal dan memar di pagi ini, sungguh menakutkan!”
Raja dan Ratu langsung tahu bahwa sang Putri ini pastilah putri yang benar-benar sempurna, karena hanya putri yang sempurna dapat merasakan sebutir kacang yang ditempatkan di bawah dua puluh kasur dan dilapisi dengan dua puluh selimut. Hanya putri yang benar-benar sempurna mempunyai kulit yang begitu halus.
Pangeran kemudian mengambilnya sebagai istri, dan sekarang dia telah menemukan putri yang selama ini dicarinya.