Menu

Di Pameran Ilustrasiana | Puisi-Puisi Teguh Tri Fauzi

Di Pameran Ilustrasiana

: (40 Tahun Bentara Budaya)

 

Kanvas Fenomena

ini kanvas langit
semula putih tanpa tanda
menjadi bias coretan warna,
apakah ada ujung pada akhiran
garis dan bentuk yang menjelma
makna

Seniman! Jangan bersembunyi di balik
nama tertanda, keluar dan ceritakanlah,
kamu sudah tertangkap basah pemirsa.

itu seperti gambar persimpangan,
situasi keramaian pasar, wajah-wajah
para pejalan, yang sering kita rekam
dengan mata telanjang: ada kenangan
di muka peristiwa masa depan.

BCC, 2022

 

 

[button link=”https://sukusastra.com/category/sastra/fiksi/puisi/” type=”big” newwindow=”yes”] Baca Kumpulan Puisi Suku Sastra[/button]

 

Dimensi Bingkai

Ada pigura bumi pada salah-satu
lukisan berbingkai ragaku, di pameran itu
dimensi jarak bergerak dalam tabel
teks mantra, tanda-tanya, tanda-seru,
titik-titik: baris pertama hamparan
samudra darahku, baris kedua sebidang
daratan kulitku

di mana letak negeriku, mengapa seniman itu
melukis tata-wajah, tata-lingkungan,
tata-warna, tata-surya, tata-laku,
yang berada dalam memori jejak hidupku

aduh! Seniman itu, telah melukis rahasia
dimensi jiwaku, berbingkai ragaku.

BCC, 2022

 

 

[button link=”https://sukusastra.com/category/sastra/fiksi/puisi/” type=”big” newwindow=”yes”] Baca Kumpulan Puisi Suku Sastra[/button]

 

 

Seratus Wajah di Tembok Pameran

Seratus wajah di tembok pameran itu
seperti wajah-wajah kita yang membawa
pesan dalam olahan perasaan dan pikiran—

ada yang sedikit hitam serupa langit malam,
ada yang kuning sawo matang
bahkan ada yang putih bagai kertas buku
yang baru terbit,
—berkumis atau bewok, gondrong atau botak
berambut putih atau hitam kilau, hidung mancung
atau pesek, bermata sipit atau panda, kuping gajah
atau kuping tikus, tak apa! Yang penting kita masih diberi hidup.

semua karakter wajah di tembok pameran itu
memaknai ekspresi kita yang kadang-kadang tersenyum,
tertawa, sedih, cemberut, bengong, panik, takut, biasa saja,
dan sebagainya, sampai pameran itu selesai
—wajah-wajah itu akan hidup kembali,
berpencar pergi mencari hidupnya sendiri-sendiri,
sama seperti kita setelah berkunjung di pameran ini.

BCC, 2022

No Responses

Tuliskan komentar