Menu

Puisi-Puisi Rabu Pagisyahbana

 

Kafe De Facto

 

berdua kita duduk satu meja.

duduk berhadapan,

menunggu pesanan kopi datang.

aku pesan kopi hitam biasa,

dan kamu memesan secangkir

kopi dingin yang tidak biasanya.

 

sambil menunggu pesanan

 

kita pesan menu khusus buat hati.

sebulan kita tak bertemu, hati tentu

sangat haus dan kelaparan.

menu ciuman di tempat umum itu berat,

kita pesan menu yang ringan-ringan saja.

 

kamu tak sabar ingin meneguk hatiku

menghapus mara dahaga dalam hatimu.

aku tak sabar ingin menggigit hatimu

menghapus derita kosong dalam hatiku.

 

kita matikan gawai dan hanya diam.

cukup berpagut pandangan saja.

 

2017

 

 

Di bawah Bantal

 

lima hari lebih sedikit

aku mencarimu berturut-turut

aku bolak-balikkan letak bantal:

mencari kekasih yang tertinggal

di bawah bantal.

 

salahku lupa mencatat

alamat rumah baru miliknya.

padahal malam nanti adalah

malam minggu.

 

aku telah bersiap tidur lebih awal,

lengkap mengenakan jas sepatu

dan parfum.

 

aku bermaksud apel ke rumah

mengajakmu kencan sampai pagi

berkeliling mengunjungi mimpi

orang-orang serakah dan melihat

bagaimana rupa kaget mereka,

melihat kita berdua datang

tanpa kepala.

 

atau kita ganti dengan melakukan

sedikit kenakalan

 

aku apel ke rumah

mengajakmu kencan sampai pagi

berkeliling mengunjungi mimpi

orang-orang susah dan melihat

bagaimana rupa bahagia mereka,

melihat kita berdua datang:

kau berlari memegang sapu

aku di depanmu berlari

tanpa celana.

 

 

atau kita ganti dengan

sedikit melakukan kejahatan

 

aku apel ke rumah

mengajakmu kencan sampai pagi

berkeliling mengunjungi mimpi

orang-orang kesepian dan melihat

bagaimana rupa tersiksanya mereka,

melihat kita berdua datang

bergandengan mesra.

 

2017

 

 

Mandinya Seorang Penyair

 

Mandinya seorang penyair lebih ringkas

dari mandinya seorang anak usia lima tahun

yang sering kali masih menyisakan lemak

sabun mandi di punggung.

 

            aku ulangi sekali lagi

 

Mandinya seorang penyair lebih lama

dari mandinya seorang putri raja

yang sedang ingin bermanja

dipangku asmara.

 

            aku ulangi sekali lagi

 

Mandinya seorang penyair lebih sering

dari mandinya sepasang pengantin baru

yang keluar-masuk kamar mandi

lebih dari yang terbayangkan.

 

            sekali lagi aku ulangi

 

Mandinya seorang penyair lebih sunyi

lebih hening dari kamar mandi kosong.

 

2017

 

 

Biodata Penulis :

Rabu Pagisyahbana (Lukman Asri Alisyahbana), lahir di Purwokerto 31 Maret 1988, adalah seorang penyair, penggiat sastra dan budaya. Tahun 2000 s.d 2006 mengenyam pendidikan salaf di Ponpes Assalafie Babakan-Ciwaringin. Kemudian pindah ke Yogyakarta, berkegiat teater di Sanggar 28 TERKAM dan aktif di beberapa Komunitas kecil lainnya.

Pada tahun 2011 bersama beberapa penyair mendirikan Komunitas Ngopinyastro; sebuah ruang alternatif sastra di daerah Nologaten, Yogyakarta.Sempat menulis dan menyutradarai sejumlah naskah teater: Kelahiran Burung Garuda (2008), Kematian Datar (2009), Optik Massa (2010), Hikayat Tak Semestinya (2010), Homo Homini Lupus (2010), Jambu Bol (2011). Satu-dua puisinya pernah singgah di beberapa media massa dan sejumlah karya lainnya termuat dalam antologi bersama, di antaranya: Majemuk (Kumpulan Cerpen Gado-Gado Istimewa, 2010), Anak Anak Kapak (Seikat Puisi bersama 4 Penyair Yogya-Semarang, 2012), Agonia (Antologi Puisi Penyair Yogyakarta-Jember, IBC 2012), Flow into the Sink into the Gutter (Poetry From 226 Indonesian Poets, 2012), Di Pangkuan Yogya (Kumpulan Puisi Penyair Yogyakarta, Ernawati Literary Fondation 2012), Indonesia Dalam Titik 13 (Antologi Puisi “Pertemuan Penyair Lintas Daerah Indonesia” 2013), Jejak Sajak Di Mahakam (Antologi Juara Lomba Cipta Puisi, Lanjong Art Festival 2013), Lintang Panjer Wengi di Langit Yogya (Antologi Puisi 90 Penyair Yogya, 2014), Rumah Pohon (Antologi Puisi 100 Dermawan Bahasa Ngopinyastro, 2015).

Buku Dongeng Siang Bolong adalah fiksi naratif pertama yang ditulisnya dan semoga lekas rampung cetak. Setelah buku Antologi Puisinya, Perahu Napas yang diterbitkan (Penerbit Interlude) pada tahun 2015. Kini menetap di Kab. Cirebon, mendirikan Kelompok Arisan Buku (KERABUKU) dan berkegiat di Kliwonan sebuah gelaran budaya bulanan berbasis desa.

kontak: 0897-8523-325, fb: Rabu Pagisyahbana, ig: @rabusyhbn

 

Ilustrasi oleh Rahmad Nur Said.

No Responses

Tuliskan komentar