Iblis bersekongkol membuat sebuah cermin besar. Tujuannya, mengubah kebaikan menjadi keburukan pada diri seseorang jika melihat cermin itu. Tak sampai di situ saja niat iblis. Mereka berencana memasukkan cermin itu ke dalam surga untuk membodohi malaikat dan Tuhan. Tapi iblis adalah ciptaan Tuhan, tentu saja mereka pasti gagal. Ketika cermin dibawa surga, cermin itu bergetar dahsyat hingga akhirnya terbelah, dan serpihannya jatuh ke bumi. Jika serpihan kaca itu terkena mata dan hati manusia, maka hati mereka akan beku seperti es, dan mata mereka akan menjadi seperti cermin itu, yang tidak bisa melihat kebaikan, namun hanya melihat keburukan dari orang lain. Serpihan kaca itu jatuh ke bumi di musim panas.

Sementara di bumi, seorang anak laki-laki bernama Kay, dan seorang gadis kecil bernama Gerda, tinggal bersebelahan di suatu kota besar. Rumah mereka sangat dekat. Kebun milik mereka adalah tempat biasa bermain bersama. Itulah yang membuat mereka dekat dan saling menyayangi satu sama lain. Suatu hari, nenek Kay bercerita tentang Ratu Salju kepada mereka. Ratu Salju adalah penguasa dari seluruh daerah salju, dan dia akan terlihat saat sedang turun salju yang lebat.

Di waktu yang lain, ketika salju turun dengan lebatnya, Kay melihat keluar jendela. Ia melihat Ratu Salju di taman bunganya. Ratu Salju memanggilnya, tetapi Kay takut dan menutup kembali jendelanya.

Pada musim panas yang cerah, perilaku Kay tiba-tiba berubah. Ia menjadi dingin, dan kejam. Ia merusak taman bunga mereka, mengolok-ngolok neneknya, dan tidak memperdulikan Gerda lagi, karena baginya semua orang hanya terlihat buruk di matanya. Satu-satunya hal yang indah baginya adalalh kepingan salju kecil yang hanya bisa ia lihat dengankaca pembesar. Kay telah terkena pecahan kaca iblis.

Pada musim dingin berikutnya, Kay bermain ski sendirian. Pada saat itulah, Ratu Salju mendatanginya dan membawanya pergi. Ratu Salju mencium Kay dua kali. Yang pertama untuk membuatnya tidak merasa dingin, yang kedua untuk membuatnya melupakan Gerda dan keluarganya. Kay dibawa ke istana Ratu Salju di Lapland, dekat kutub utara.

Orang-orang kemudian mencari Kay. Berhari-hari anak kecil itu tak berhasil ditemukan. Maka didapatlah kesimpulan bahwa Kay tenggelam di sungai dan terbawa oleh arus. Namun Gerda tak percaya. Ia bertekad mencari Kay sendirian. Gerda menemui penyihir tua. Namun nahas, penyihir itu justru menginginkan Gerda tinggal dengannya selamanya. Gerda disihir untuk melupakan Kay.

Suatu waktu Gerda melihat bunga mawar yang membuatnya ingat kembali pada Kay. Ia  pun sadar dan kabur dari rumah penyihir tua itu. Dalam pelariannya, Gerda bertemu dengan gagak. Binatang itu menyarankan untuk meminta bantuan pada putri. Setelah berceria tentang Kay kepada putri, Gerda mendapat bantuan pakaian yang hangat pada Gerda dan pemandu yang baik. Di perjalanan, Gerda ditangkap oleh perampok lalu dibawa ke istana perampok itu. Di sana, ia bertemu dengan seorang gadis pencuri. Gadis pencuri itu memiliki seekor merpati yang memberitahu Gerda bahwa dia melihat Kay dibawa oleh Ratu Salju ke Lapland. Hal ini dikuatkan oleh para tawanan rusa karena Lapland adalah rumah mereka.

Gadis perampok itu membebaskan Gerda dan rusa sehingga mereka bisa pergi ke Lapland. Perjalanan yang jauh membuat mereka lelah dan akhirnya beristirahat di rumah wanita Finn. Dari wanita Finn, rusa mengetahui rahasia kekuatan yang dimiliki Gerda untuk menyelamatkan Kay. Yaitu ada di dalam hati kecilnya yang tulus. Kekuatan itu akan cukup bagi Gerda.

Ketika sampai di istana Ratu Salju, Gerda diserang oleh kepingan salju yang menjaga istana itu. Gerda lalu berdoa, dan munculah asap yang berbentuk malaikat yang melindunginya dari serpihan salju. Ia pun berhasi masuk ke dalam istana. Untunglah Ratu Salju sedang tidak di istananya.

Gerda melihat Kay berada di dekat danau es yang disebut sebagai The Mirror of Reason, singgasana Ratu Salju. Kay diberi tugas oleh Ratu Salju bahwa ia harus menggunakan potongan-potongan es sebagai komponen dari teka-teki Cina untuk membentuk karakter dan kata-kata. Jika ia mampu membentuk kata “keabadian” (Denmark: Evigheden), Ratu Salju akan melepaskan dia dari kekuasaan dan memberinya sepasang sepatu.

Gerda tidak tega melihat kondisi Kay dan menangisinya. Air mata Gerda yang menetes mengenai tubuh Kay, membuatnya terasa hangat dan melelehkan hatinya serta mencairkan serpihan cermin iblis di hatinya. Kay menangis dan mencabut serpihan kaca dari matanya. Dengan sebuah ciuman dari Gerda, Kay kembali ceria dan sehat lagi. Matanya kembali berkilau dan pipinya merona merah. Kay telah diselamatkan oleh kekuatan kasih Gerda. Kemudian mereka menari mengelilingi danau. Serpihan es yang harus dieja Kay tadi terjatuh, dan mereka berusaha untuk mengeja kata “keabadian”.

Ya. Mereka akhirnya berhasil. Kay dan Gerda kemudian meninggalkan istana Ratu Salju dan kembali ke rumah mereka. Di musim panas, tidak ada yang berubah yang berubah ketika mereka sampai di rumah, tetapi mereka telah tumbuh dewasa.