Gadis Embun | Cerpen Kristin Fourina
Selepas subuh, berjalanlah dengan pelan ketika kau melewati Jembatan Bantar, jembatan yang...
Baca lebih lajutSelepas subuh, berjalanlah dengan pelan ketika kau melewati Jembatan Bantar, jembatan yang...
Baca lebih lajutAku tidak mengira kalau hal itu yang membuat nenek begitu kaget, ketika aku mengunjungi...
Baca lebih lajutDi negaranya di mana ia tinggal, mati syahid adalah dambaan. Demikianlah teman baruku;...
Baca lebih lajut“Aku masih berusaha membunuh api dalam kenangan ibuku dan ibumu,” bisikanku seperti hembusan siang...
Baca lebih lajutSinggah di Negeri Euphemesia | Cerpen Sudadi Perjalanan naik kereta Logawa dari Gubeng...
Baca lebih lajutSebulan sebelumnya berita koran di Malaysia memuat cerpen tentang pendekar harimau....
Baca lebih lajutSudah dua hari berlalu, tetapi aku tak juga berhasil berkontak suara dengan istriku....
Baca lebih lajut“Apa lagi yang membuat kamu bingung sih, Za?” Lamat-lamat aku memandang pesan elektronik...
Baca lebih lajutAku berjalan menuju taman kota. Satu-dua orang mengikuti langkahku mengarah ke taman kota...
Baca lebih lajut1989 Tak pernah sekalipun aku memercayai cinta. Iya. Maksudku, cinta itu hanya...
Baca lebih lajutAda hikayat yang tak pernah dikisahkan dengan terang benderang, ihwal makhluk yang sedang...
Baca lebih lajutDedaunan dihinggapi butiran embun, di baliknya terdapat telur-telur berkumpul seperti...
Baca lebih lajut