Trubadur | Cerpen Kiki Sulistyo
Seorang penyanyi rap ditangkap polisi tadi malam. Dia baru saja membawakan lagu ketiga dalam...
Baca lebih lajutSeorang penyanyi rap ditangkap polisi tadi malam. Dia baru saja membawakan lagu ketiga dalam...
Baca lebih lajutuntuk LB di masa kini, dan DC di masa lalu Setelah kudapati kabar tentang suaminya yang...
Baca lebih lajutBulan tersenyum, tatkala Raditya, sang suami, mengusap–usap perutnya yang telah membuncit...
Baca lebih lajutAngin bertiup sepoi-sepoi, menelisik dedaunan, meniarapkan rumput yang mungkin sudah...
Baca lebih lajutDi senja merah jingga sepasang burung menari-nari dan menukik-nukik di atas hamparan sawah....
Baca lebih lajut“Teng, teng, teng……” Bunyi suara lonceng gereja. “Woy…Misa woy!!!” kataku...
Baca lebih lajutBergegas Mardikun beranjak pergi tanpa pamit dari kontrakan Padmi. Ia pulang dengan membawa...
Baca lebih lajutKereta Commuter Line—lazim disebut KRL di Jabodetabek–berhenti di Stasiun Cikini. Para penumpang...
Baca lebih lajutSejak kepergian Hamdan berlalu, Yati selalu termenung di belakang jendela di dalam kamarnya...
Baca lebih lajutAngin pagi berembus kencang, menyusuri hijau pepohonan, sawah-sawah yang terberai daun padi dan...
Baca lebih lajutLelaki itu membuka pintu garasi, dan memandangi mobil tuanya. Ban hitam. Pelek seputih tulang....
Baca lebih lajut“Pembunuh!” “Anak tidak tahu diri. Masuk neraka kamu!” “Cih!” Sedikit pun Arun tidak tampak...
Baca lebih lajut