Di halaman terakhir buku itu aku menemukanmu. Kau yang sedang membaca ayat-ayat arloji yang berdetak dengan lembut dalam nadiku. Aku pun membacanya, hikmat. Tiada suara yang kudengar selain arloji di tangan kirimu. Aku memandangnya, menelisik hingga mata memihak, tak berpaling.
Apakah waktuku telah habis?
Padahal ayat-ayat yang kubaca belum usai. Ia menghilang begitu saja. Tiba-tiba terpajang di tembok kamarku.
Mengapa begitu cepat kau pergi dan membuangnya? Seketika tukang rongsokan mengambilnya, sumringah.
Di sudut ruang tamu, kau bersembunyi mengenakannya kembali.”Darimana kau mendapatinya kembali perasaan tadi barusan kau membuangnya?” ternyata hanya tali sepatu.
Dia kikuk dan kaku, menghilang bersama jam tangan itu, aku pun kembali membaca buku.
(2020)