Menu

Anggota MPR RI Hilmy Muhammad: Dalam Syawalan Terdapat Spirit Kebhinekaan

Anggota MPR RI Dr. H. Hilmy Muhammad, M.A. menyelenggarakan Sosialisasi 4 Pilar MPR RI dengan tajuk Merawat Kebhinekaan dengan Syawalan di Kompleks H Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta pada Jum’at (21/5) pagi. Acara tersebut merupakan tugas wajibnya sebagai anggota lembaga negara.

Dalam kesempatan tersebut, pria yang akrab disapa Gus Hilmy ini menyampaikan bahwa tradisi Syawalan adalah tradisi khas Indonesia, dimulai oleh Walisongo awalnya di Pantura (Pantai Utara Jawa). Tradisi ini tidak bertentangan dengan budaya Jawa, tetapi justru akomodasi Islam terhadap budaya Jawa. “Mangan ora mangan sing penting kumpul” adalah ungkapan Jawa karena senang terhadap perkumpulan. Disesuaikan dengan konteks Ramadhan, meluapkan rasa syukur setelah puasa kemudian ada syawalan.

“Sebagai sebuah tradisi, Syawalan merupakan ajang silaturahmi, dan ini tetap harus dilestarikan, maksud utama Syawalan adalah memupuk persaudaraan dan persatuan, ada yang lebih luar biasa pada tradisi Syawalan adalah adanya “maaf-maafan, saling meminta maaf” sehingga tradisi ini akan memperkuat persatuan,” ujar pria yang juga akrab disapa Gus Hilmy tersebut.

Anggota Komite III DPD RI ini berharap, momen ini menjadi transformasi spirit bagi kemajuan bangsa Indonesia, terutama dalam memperkuat keharmonisan bangsa. Sebagai negara heterogen yang terdiri dari berbagai keberagaman, tentu upaya memupuk persaudaraan kebangsaan sangatlah penting di tengah bangsa yang majemuk. Itu artinya, spirit Syawalan ini patut kita tularkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Mengamini hal tersebut dalang muda Miko Cakcoy Pathoknegoro yang hadir sebagai pembicara menyatakan bahwa sebagai orang jawa, kita semestinya menjunjung tinggi adat dan budaya yang telah diwariskan oleh leluhur kita. 

“Momentum ini merupakan bagian merawat warisan budaya leluhur sekaligus untuk saling memaafkan bahkan saling kenal,” katanya. 

Tuliskan komentar