“Jika hasrat serupa dengan rasa gatal, menulis serupa dengan prosesi menggaruknya,” ujar Puthut EA menjelaskan alasan ia rajin merilis buku baru setiap merayakan ulang tahunnya. Baginya menulis dan merilis karya sudah merupakan kebutuhan ketimbang kewajiban seorang penulis. Tahun ini, Puthut EA akan merilis buku barunya yang berjudul Jalan Bercabang Dua di Hutan Kesunyian. Acara peluncuran bukunya akan diadakan pada hari Kamis, 2 Mei 2019 di IFI-LIP, Sagan, Yogyakarta.
Rangkaian puisi reflektif soal perjalanan hidup manusia dinarasikan Puthut lewat prosa liris di buku ini. Berkolaborasi dengan ilustrator muda, Bambang Nurdiansyah, buku ini disempurnakan dengan lebih dari 70 ilustrasi apik. Selama kurang lebih 3 bulan, Bambang melakukan interpretasi terhadap puisi Puthut EA dan kemudian menggabungkannya demi pengalaman membaca teks dan visual yang lebih paripurna untuk pembaca. “Ini merupakan sebuah proyek yang menyenangkan dan membanggakan buat saya. Sebab sebelumnya saya memang sudah menikmati buku-buku Puthut EA,” ujar Bambang.
Lewat puisi-puisinya di buku ini, Puthut mengajak kita berkelana ke tempat-tempat lazim di kehidupan sehari-hari seperti pelabuhan, cafe, stasiun, kuil, dan museum. Namun di saat yang sama, Puthut menunjukkan bahwa hamparan ruang yang kemudian muncul di kepalanya tak sesederhana apa yang nampak di mata. Selagi berjalan, ia membangun hutan sunyi di dalam kepala. Di sana, Puthut EA mengajak kita berkenalan dengan pergulatan diri, melepaskan, menunggu, kebenaran, nalar, juga kematian dan momen lahir kembali.
Meski merupakan bagian dari ritual tahunannya merayakan ulang tahun dengan merilis buku, Jalan Bercabang Dua di Hutan Kesunyian adalah buku baru yang spesial karena buku ini juga sebagai penanda 20 tahun karier kepenulisan Puthut EA. Untuk merayakannya, tak seperti acara rilis sebelum-sebelumnya, Puthut menggandeng penerbit Shira Media dan rombongan Katalika Project untuk membikin sebuah acara rilis yang menarik tanggal 2 Mei nanti.
Diskusi buku akan diisi oleh Puthut EA yang baru menginjak usia 42 tahun, Arham Rahman –kurator, peneliti yang bergerak di antara dunia literasi dan senirupa, dan Gunawan Maryanto –sastrawan, serta akan dimoderatori oleh jurnalis muda, Titah AW. Selain diskusi, di acara rilis juga akan ada pameran ilustrasi oleh Bambang Nurdiansyah. Seluruh ilustrasi yang dicetak dalam buku akan dibingkai dalam pigura dan menempati ruang galeri IFI-LIP. Puisi-puisi dalam buku juga akan dihidupkan oleh tiga penampil musik puisi, yaitu komplotan Kopibasi, Annisa Hertami, dan penyair Rabu Pagisyahbana. Buku ini akan didistribusikan lewat toko-toko buku konvensional maupun toko buku online, juga akan hadir format spesial boxset yang berisi beberapa merchandise.
Diharapkan, pembaca akan mendapatkan pengalaman menyelami sebuah buku yang lebih lengkap sebelum kemudian membawa pulang dan mengurainya dalam ruang baca sunyinya masing-masing. “Saya seorang penulis. Hasrat terdalam saya adalah menulis. Gairah terbesar saya ya menulis. Saya akan terus berusaha menulis selagi mampu. Dibaca atau tidak. Laku atau tidak. Karena hanya itu yang saya merasa bisa,” tutup Puthut EA.
Sampai jumpa!